Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Mina Werdhi Batu Lumbang melakukan kegiatan di kawasan mangrove (Dok.IDN Times/istimewa)
Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Mina Werdhi Batu Lumbang melakukan kegiatan di kawasan mangrove (Dok.IDN Times/istimewa)

Denpasar, IDN Times - Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 tidak hanya disambut kalangan atas. Sejumlah nelayan lokal di Denpasar juga ikut menggelar aksi di kawasan mangrove pada Rabu (11/0/2023).

Kegiatan tersebut diungkap untuk menyuarakan pentingnya preservasi sektor biru dengan melibatkan sejumlah generasi muda.

1. Nelayan menggandeng generasi muda untuk perluas kawasan

Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Mina Werdhi Batu Lumbang melakukan kegiatan di kawasan mangrove (Dok.IDN Times/istimewa)

Dalam kegiatan ini para nelayan yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Mina Werdhi Batu Lumbang menggandeng para generasi muda pecinta lingkungan untuk melakukan gerakan Mangrove Clean Up Kayak Party. Setidaknya 50 partisipan mengendarai kayak menyusuri hutan mangrove untuk menanam 500 bibit mangrove dengan jenis Rizophora mucronata.

"Tujuan utamanya adalah mempertahankan dan menambah luasan kawasan hutan mangrove," ungkap Ketua KUB Nelayan Segara Guna Batu Lumbang, I Wayan Kona Antara.

2. Kebersihan menjaga sumberdaya perikanan di kawasan mangrove

Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Mina Werdhi Batu Lumbang melakukan kegiatan di kawasan mangrove (Dok.IDN Times/istimewa)

Selain itu, mereka juga membersihkan sampah-sampah yang tersangkut di sepanjang area hutan mangrove. Langkah ini juga bisa mengurangi sampah plastik yang memberikan dampak buruk bagi ekosistem hutan mangrove.

Hal ini berguna untuk mempertahankan sumber daya perikanan di kawasan hutan mangrove tersebut sehingga sumberdaya tersebut bisa dimanfaatkan untuk menopang penghidupan masyarakat.

“Kami punya tekad bagaimana kami bisa menjaga lingkungan ini. Sehingga sumber perikanan itu tumbuh, dan kami rasakan sekarang. Di samping itu kami juga merawat hutan mangrove ini," terangnya.

3. Ekosistem hutan mangrove memberi manfaat bagi perekonomian nelayan

Kawasan mangrove di Denpasar (Dok.IDN Times/istimewa)

Wayan Kona Antara mengatakan bahwa keberadaan ekosistem hutan mangrove terbukti memberikan manfaat bagi perekonomian nelayan lokal. Mulai dari pemanfaatan daun, hingga pengembangan menjadi ekowisata.

"Kebetulan wilayah kerja dari para nelayan di sini mempunyai teluk yang ada mangrove-nya. Nah itu kita punya potensi dari mangrove bisa kita dapatkan yang daunnya bisa diolah jadi aneka makanan dan juga minuman," ungkapnya.

Editorial Team