Ilustrasi PNS. (IDN Times/Irwan Idris)
Para PNS di Kabupaten Karangasem mulai mengeluh dengan adanya program ini. Bukan hanya karena tidak mendapatkan uang tambahan dari program ini. Namun karena mereka juga harus mendata penduduk lintas kecamatan.
"Misal saya dari Rendang, harus mendata warga yang berada di Kecamatan Kubu," keluh seorang PNS di Karangasem, I Made T, Senin (8/8/2022).
Ia juga mengatakan secara teknis pendataan ini tidak mudah. Banyak indikator yang harus dipenuhi sehingga dalam sehari ia hanya mampu mendata satu sampai dua warga saja.
"Ditarget mendata 20 warga. Namun indikatornya saat pendataan cukup banyak dan rumit. Saya sudah turun, ternyata sehari hanya dapat data satu sampai dua warga. Jadi butuh waktu untuk pendataan. Apalagi ini sifatnya pekerjaan tambahan yang bisa dikerjakan saat akhir pekan," ungkapnya.
Mengingat lokasi survei yang cukup jauh dari tempat tinggalnya, ia harus melakukan survei pada akhir pekan.
"Dalam beberapa bulan ini, akhir pekan tidak ada libur bagi saya. Sabtu dan Minggu harus ke Kubu survei warga. Selain itu tidak ada uang tambahan dari program ini," imbuhnya.
Hal serupa diungkapkan oleh seorang tenaga kontrak di Karangasem, Made ST. Ia mengatakan tidak mendapatkan uang tambahan dari tugas sebagai tenaga pendataan penduduk.
"Dapat kerjaannya sama rata, tapi upahnya yang tidak ada. Padahal menuju ke lokasi survei kami perlu makan dan uang transportasi juga. Tidak mudah pekerjaan ini," protesnya.