Sawah di Tabanan (IDN Times/Wira Sanjiwani)
Subagia melanjutkan, kondisi curah hujan yang masih tinggi di musim kemarau mendorong sejumlah kelompok tani dan subak untuk memilih menanam padi ketimbang palawija. Seperti yang terjadi di wilayah subak Kecamatan Kerambitan. Semula, mereka berencana menanam jagung. Lalu mengalihkannya ke padi karena dukungan irigasi yang memadai.
“Musim sekarang ini menyebabkan ketersediaan air masih memadai. Sehingga banyak petani yang tidak jadi menanam palawija dan memilih menanam padi,” ujar Subagia.
Meski optimis target LTT mencapai angka 38 ribu hektare seperti tahun 2024, Subagia mengakui target pusat sebesar 43 ribu hektare sulit dicapai. Hal ini karena adanya perbedaan data Lahan Baku Sawah (LBS) yang digunakan antara pusat dan daerah, serta kondisi indeks pertanaman (IP) di Tabanan yang umumnya maksimal hanya 2 hingga 2,2 akibat pola tanam adat setempat.
"Namun potensi penambahan tetap terbuka dengan adanya program budi daya Padi Gogo yang direncanakan mulai Juli–Agustus 2025,” ujarnya.