ilustrasi uang di dalam dompet (pexels.com/EVG Kowalievska)
TPST Kesiman diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko "Jokowi" Widodo, pada tanggal 13 Maret 2023. Peresmian ini juga disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B Pandjaitan; Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR); Basuki Hadimuljono; dan Gubernur Bali, I Wayan Koster. Total ada tiga TPST skala kota yang digaungkan dapat mengelola sampah 1.020 ton per hari. Ketiganya adalah TPST Kesiman, TPST Tahura, dan TPST Padangsambian Kaja.
Dilansir dari Maritim.go.id, model investasi pembangunannya melibatkan kerja sama antara Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR untuk membangun hanggar, Pemkot Denpasar menyiapkan lahan, dan PT Bali CMPP menyiapkan mesin dan peralatannya. Nilai investasi bangunan untuk ketiga TPST tersebut meliputi:
- Pembangunan hanggar: Rp128.633.000.000
- Penyediaan mesin dan peralatan: Rp100.000.000.000
Untuk menggunakan jasa layanannya, Pemkot Denpasar wajib membayar tipping fee sebesar Rp100.000 per ton sampah yang diolah oleh TPST ini.
Data Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup di atas menunjukkan, bahwa Kota Denpasar menghasilkan sampah terbanyak di Provinsi Bali sepanjang tahun 2021-2023. Pada 2023, volume sampah di Kota Denpasar mencapai 357.984,7 ton per tahun atau 29,12 persen dari total volume timbulan sampah di Provinsi Bali.
Sedangkan urutan kedua adalah Kabupaten Gianyar. Pada 2023, volume sampahnya sebanyak 196.698,5 ton atau 16 persen dari total volume timbulan sampah di Provinsi Bali. Urutan ketiga berada di Kabupaten Badung. Volume sampahnya 195.222,49 ton per tahun pada 2023 atau 15,88 persen dari total volume timbulan sampah di Provinsi Bali.