Aktivitas komunitas seniman mural Djamur di Denpasar (Dok.IDN Times/Djamur)
Menurut Mang Gen, seni mural memang merupakan propaganda karena kehadirannya di ruang publik. Sifatnya membawa pesan yang harus disampaikan ke berbagai kalangan. Para seniman mural ini juga memiliki idealisme tersendiri bahwa mereka tidak akan mencoret-coret bangunan yang juga bernilai seni.
Tidak asal menggambar, para seniman mural ini juga meminta izin ke pemilik tembok dan mengajukan proposal. Mereka juga melengkapi dengan surat pernyataan dan desain mural. Pada surat tersebut ada bubuhan tanda tangan berbagai pihak, di antaranya pemilik tembok, seniman mural, dan kepala lingkungan setempat sehingga menguatkan izin pembuatan mural.
“Itu pun temboknya juga sering kami temukan di ruang-ruang publik," ungkapnya.
Ia mengakui bahwa teman-temannya di satu komunitas dulu sering membuat vandalism dan beberapa kali tertangkap Satpol PP. Aksi itu akhirnya berujung pada penandatangan surat pernyataan bahwa mereka tidak lagi mencoret-coret tembok atau merusak ruang publik. Cat milik para seniman mural tersebut juga disita oleh petugas. Kadang mereka juga ditahan semalaman di Balai Banjar karena tertangkap membuat mural.
“Kalau di komunitas kami, konsepnya hanya bermain-main. Kalaupun itu kami menyampaikan pesan. Itu biasanya kami bubuhi dengan humor-humor gitu. Kritis tapi lewat humor gitu. Sama halnya dengan kartun. Di mana kami menyampaikan sebuah kritik, tapi tidak menyakiti. Dan memberi solusi,” jelasnya.