Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi AI
ilustrasi AI (vecteezy.com/Kantima Pakdee)

Intinya sih...

  • Bali harus membidik sektor ekonomi lainnya selain pariwisata

  • Ekosistem ekonomi kreatif dan digital perlu dibentuk bersama

  • Kampus berperan untuk mengkaji Crypto City yang telah berkembang di Bali

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Denpasar, IDN Times - Peran perguruan tinggi di Bali dalam mempercepat pengembangan ekonomi kreatif dan digital berbasis Akal Imitasi (AI) mulai terlihat. Salah satu wujud komitmen datang dari Primakara University.

Rektor Primakara University, I Made Artana, mengatakan Bali memiliki potensi besar dalam sektor ekonomi kreatif berbasis budaya dan digital. Menurutnya, potensi itu dapat tercapai melalui kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri.

Potensi tersebut juga menjadi pembahasan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Digital Bali yang digelar belum lama ini di kampus Primakara University, dan menghadirkan langsung Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria.

“Kami berharap ini menjadi langkah awal penyusunan rencana aksi dan penguatan kelembagaan ekonomi kreatif digital Bali yang berkelanjutan," terangnya.

1. Bali harus membidik sektor ekonomi lainnya selain pariwisata

Primakara University, kampus IT di Bali (Dok.IDN Times/Primakara University )

Artana menjelaskan, kampus telah mengambil peran aktif dalam memperkuat pengembangan teknologi. Ia meyakini, kemajuan AI membawa peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi kreatif di Bali.

Menurutnya, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci transformasi ekonomi agar Bali tidak hanya bergantung pada pariwisata. Bali perlu memperkuat sektor lain seperti digital, pertanian, perdagangan, dan teknologi. Jadi, ketika pariwisata lesu, sektor lain bisa tetap menopang ekonomi masyarakat.

Meski begitu, ia mengingatkan pentingnya menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan budaya lokal di tengah pesatnya arus digitalisasi. “AI memang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi kreatif, tapi jangan sampai kita kehilangan ruh kemanusiaan, sosial, dan seni budaya Bali,” terangnya.

2. Ekosistem ekonomi kreatif dan digital perlu dibentuk bersama

Primakara University, kampus IT di Bali (Dok.IDN Times/Primakara University)

Pertumbuhan ekonomi digital di Bali, menurut Artana, diibaratkan seperti menanam pohon besar yang membutuhkan akar kuat agar bisa tumbuh kokoh. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga pendanaan agar ekosistem inovasi di Bali dapat berkembang secara berkelanjutan.

Sebagai tindak lanjut, rencananya akan dibentuk Sekretariat Bersama Digital Bali yang menjadi wadah kolaborasi antar pemangku kepentingan.

“Perguruan tinggi punya peran penting dalam riset, inovasi, dan penyediaan talenta digital. Tapi ini harus tersambung dengan kebijakan pemerintah dan dukungan pendanaan,” ungkapnya.

3. Kampus berperan untuk mengkaji Crypto City yang telah berkembang di Bali

Primakara University, kampus IT di Bali (Dok.IDN Times/Primakara University)

Artana menuturkan, salah satu fenomena menarik yang berkembang di Bali adalah munculnya Crypto City, di mana penggunaan aset kripto oleh komunitas internasional semakin marak, meski secara hukum belum diakui. “Kami berencana melakukan kajian bersama Komdigi terkait penggunaan kripto dan dampaknya bagi ekonomi lokal,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) Nezar Patria menyampaikan bahwa sektor ekonomi kreatif dan digital memiliki potensi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, dengan kontribusi mencapai Rp1.500 triliun. Potensi ekonomi digital nasional juga diperkirakan menembus USD 130 miliar pada tahun 2025.

Editorial Team