Peretasan Data Nasional Ganggu Pelayanan Perpusda Klungkung

Klungkung, IDN Times - Peretasan terhadap Pusat Data Nasional (PDN) berdampak langsung terhadap Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu (SIPuspa) di Perpustakaan Daerah Klungkung. Kondisi ini menganggu pelayanan perpustakaan daerah di Kabupaten Klungkung.
Data-data penting seperti data kunjungan dan informasi lainnya tidak bisa diakses sejak Kamis (20/6/2024). "Data-data semua tidak bisa diakses, pasca peretasan PDN," ujar Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Klungkung, I Komang Gde Wisnuadi.
Dampak dari terganggunya layanan SIPuspa dirasakan langsung masyarakat, karena tidak dapat mengakses data digital berupa jumlah kunjungan ke perpustakaan, mendaftar sebagai anggota perpusda, data peminjaman dan pengembalian buku, hingga data koleksi buku secara digital.
"Kami setiap hari terus cek dengan akses SIPuspa, dan sampai sekarang belum pulih," ungkap Wisnuadi.
1. Semua pelayanan Perpusda Klungkung kembali ke manual

Tidak dapat diaksesnya SIPuspa, membuat pengelola Perpusda Klungkung kembali menerapkan pelayanan secara manual. Mulai dari pencatatan kunjungan, peminjaman pengembalian buku, dan lainnya semua kembali ke pencatatan secara manual.
"Selama dua pekan terakhir, pencatatan aktivitas di Perpusda Klungkung dilakukan secara manual," jelas Wisnuadi.
2. Hampir semua Perpusda mengalami kendala yang sama

Wisnuadi menjelaskan, meskipun beberapa institusi di pusat sudah mulai memulihkan layanan digital mereka setelah peretasan, namun khusus perpustakaan daerah situasinya masih belum memungkinkan untuk kembali menggunakan sistem digital.
Kondisi ini juga dirasakan Perpusda di daerah lain, karena SIPuspa terintegrasi secara nasional. "Saya sudah koordinasi dengan daerah lain, hampir semua perpustakaan daerah mengalami kondisi serupa," kata dia.
3. Perlindungan data digital jadi hal mendesak

Wisnuadi mengatakan, gangguan pelayanan publik imbas dari peretasan terhadap PDN telah menggambarkan bagaimana kerentanan data digital di saat serangan siber yang semakin canggih.
Menurutnya, perlindungan keamanan data menjadi hal yang mendesak yang harus dilakukan, untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.