Denpasar, IDN Times - Masalah sumber daya manusia (SDM) saling silang dengan pembahasan pengelolaan energi terbarukan di Bali. Jika mengacu pada data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2024 ada 50,68 persen warga Bali sebagai pekerja informal dengan rata-rata pendapatan sebulan Rp2,42 juta. Pekerja informal mereka yang tak punya jaminan kerja dan hak tunjangan kesehatan, termasuk pekerja rumah tangga yang mayoritas adalah perempuan dan para ibu.
Menurut Ketua Center for Community Based Renewable Energy (CORE) Universitas Udayana (Unud), Prof Ida Ayu Dwi Giriantari PhD, tenaga kerja informal berpotensi besar mendapatkan sertifikasi di bidang energi terbarukan di Bali.
“Peran perempuan di bidang energi terbarukan sebenarnya bisa banyak,” kata Giriantari.