Tim Hadang Kabupaten Tabanan mengatur strategi sebelum memulai pertandingan hadang di arena. (IDN Times/Yuko Utami)
Sesekali, Katya mengambil peran menjadi selodor (pemain yang menembus garis secara vertikal). Namun, kepada IDN Times, Katya mengaku lebih nyaman sebagai penjaga garis.
“Lebih nyaman jadi penjaga garis karena selodor adalah otak dari permainan Gala-Gala itu sendiri. Susah mengatur strategi,” terang gen alpha asal Kabupaten Tabanan ini.
Katya menerangkan, ada lima pemain utama dan dua orang pemain cadangan dalam timnya. Hanya tiga orang yang pernah memainkan Hadang sebelumnya. Sedangkan empat orang lainnya, termasuk Katya, adalah pendatang baru dalam permainan tradisional ini. Bahkan, ada dua rekan se-timnya yang baru dua minggu belajar Hadang.
“Ini pertandingan provinsi pertamaku, pasti nervous (grogi). Tadi ada nangis juga karena kalah di babak penyisihan,” kata Katya sembari menyapu peluh di keningnya.
Pada babak penyisihan, Tim Hadang Kabupaten Tabanan melawan Tim Hadang Kabupaten Badung. Namun, Tim Hadang Kabupaten Badung unggul dan berhasil ke babak final melawan Kabupaten Karangasem. Setelah pertandingan itu, Katya mengaku menangis dan putus asa.
“Tadi ada nangis juga karena kalah di babak penyisihan. Jadi waktu kalah tadi sebenarnya sempat sedih dan putus asa,” kata dia.
Setelah melalui serangkaian pertandingan dengan sistem gugur, Katya dan teman-temannya berhasil melaju dalam perebutan juara ketiga melawan Tim Hadang Kota Denpasar. Sempat ciut karena riuhnya suporter Kota Denpasar, Katya dan rekan setimnya merebut arena dengan skor akhir 63 poin. Sedangkan Tim Hadang Kota Denpasar harus puas di posisi keempat dengan skor 4 poin. Perbedaan skor signifikan ini menjadikan Tim Hadang Kabupaten Tabanan keluar sebagai juara ketiga.
Sedangkan dalam perebutan juara pertama dan kedua. Tim Hadang Kabupaten Badung berhasil sebagai juara pertama. Sehingga Tim Hadang Kabupaten Karangasem otomatis sebagai juara kedua.