Pihaknya juga mengingatkan, jangan sampai ada kesan Pemerintah Indonesia tutup mata terhadap penderitaan yang dialami etnis Uighur dan Kazakhs di Cina. Apalagi, saat ini Indonesia sedang duduk sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB.
"Pemerintah Indonesia dapat memainkan peran politik luar negeri yang bebas aktif secara elegan, dan mampu menyerap aspirasi umat Islam Indonesia dan masyarakat dunia atas perlindungan nasib Muslim Uighur," katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Kota Denpasar, M Syobri. Ia menjelaskan, Pemuda Muhammadiyah memegang teguh prinsip politik luar negeri Indonesia.
"Indonesia mempunyai posisi dan peran strategis dalam menciptakan perdamaian dunia, dalam hal ini termasuk juga persoalan kemanusiaan di Uighur," ucapnya.
Sementara, Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Buleleng, Soleh Abidin, mengatakan pihaknya akan mengambil sikap tegas dalam menggalang solidaritas untuk Uighur dengan mengedepankan kesantunan, perdamaian dan menjaga kerukunan di antara semua elemen masyarakat.
"Kita mendukung masyarakat muslim Uighur dengan menggalang solidaritas masyarakat Indonesia. Semoga persoalan ini mendapat perhatian masyarakat dunia," tandasnya.