Pemprov Bali Siapkan Dana Miliaran untuk Tangani Stunting

Denpasar, IDN Times - Penjabat (Pj) Gubernur Bali, SM Mahendra Jaya, mengungkapkan bahwa upaya pemerintah untuk menekan angka kemiskinan ekstrem, kemiskinan, dan stunting di Bali telah menunjukkan hasil positif. Ia memaparkan sejumlah data pada 2023, tingkat kemiskinan ekstrem di Bali turun menjadi 0,1 persen.
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan angka nasional sebesar 1,12 persen. Sementara itu, prevalensi stunting di Bali pada tahun yang sama tercatat 7,2 persen. Sedangkan angka stunting secara nasional sebesar 21,5 persen. Data ini disampaikan Mahendra pada kegiatan Mahasabha II Paiketan Krama Bali di Kampus IPB Internasional, Kota Denpasar, pada Sabtu (11/1/2025). Lalu apa saja yang disampaikan Pj Gubernur Bali ini? Berikut selengkapnya.
1. Tahun ini Pemprov Bali siapkan dana miliaran cegah stunting
Pada pertemuan itu, Mahendra Jaya menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp431,36 miliar pada tahun 2025. Dana tersebut akan digunakan untuk memperbarui data P3KE (by name by NIK). Selain itu, dana tersebut juga untuk mengimplementasikan strategi penanganan kemiskinan dan stunting secara kontinu.
Acara bertemakan “Bali Mau Dibawa ke Mana?” ini menurut Mahendra Jaya diharapkan membawa Bali menuju tata kelola yang lebih unggul. Ia menekankan pentingnya penguatan sumber daya manusia dan pembangunan fundamental sebagai untuk pembangunan daerah.
2. Pj Gubernur Bali menyebut optimis Bali hadapi tantangan global
Pada pertemuan yang dihadiri sejumlah tokoh publik itu, Mahendra juga menjelaskan adanya sumber daya strategis dan konsep "nyegara gunung", budaya, dan adat istiadat yang kuat menjadikan Bali tetap menjadi prioritas kunjungan wisatawan. Meskipun, di tengah hasil situs perjalanan dunia Fodor’s No List 2025, Bali berada di peringkat pertama sebagai destinasi yang tidak layak dikunjungi tahun ini.
“Untuk mewujudkan Bali yang aman, damai dan sejahtera tentu diperlukan pemikiran orang-orang hebat, cerdas, dan berwawasan luas,” jelasnya
Ia juga optimistis Bali mampu menghadapi tantangan modernisasi, dan globalisasi tanpa kehilangan identitas budayanya.
"Saya yakin Bali akan berkembang dan mampu menjadi daerah yang kuat, karena dirangkul oleh budaya dan adat istiadat yang menjadi pondasi di tengah gempuran budaya barat,” tambahnya.
3. Pembangunan Bali dinilai telah terancang secara holistik
Mahendra menegaskan, pembangunan Bali dirancang secara holistik dengan pendekatan tematik dan terintegrasi. Pola dan tata kelolanya harus memperhatikan pemuliaan adat istiadat, tradisi, seni, budaya, serta kearifan lokalnya.
“Sehingga terwujud pendidikan yang berkualitas menuju generasi yang unggul menjaga akar budaya itu sendiri," ujar Mahendra.