Denpasar, IDN Times - Tumpukan upakara di Pasar Kumbasari menggunung. Barang dagangan tersebut basah dan berlumpur. Sudah tidak ada lagi nilai jualnya. Seorang perempuan warga Jalan Kartini, Kota Denpasar, didampingi saudara laki-lakinya tampak kebingungan. Sesekali Agung Ketut Srinadi (57) ditepuk pundaknya dan dirangkul oleh kakaknya. Ia merugi hingga Rp100 juta setelah barang dagangannya di empat toko terdampak banjir. Selama 43 tahun berjualan di Pasar Kumbasari, musibah banjir Bali 10 September 2025 lalu merupakan musibah banjir terparah yang ia alami.
"Jual peralatan sembahyang. Alat-alat sembahyang. Tikar. Semua hancur, tidak ada yang bisa diselamatkan. Kan dari anyaman," katanya.