Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kisah Warga Kampung Sunda di Bali Hidupkan Ekonomi Kreatif

Festival Kuliner Ramadan Kampung Sunda Bali. (IDN Times/Yuko Utami)

Denpasar, IDN Times - Ekosistem ekonomi kreatif semakin berkembang di Bali. Selama bulan suci Ramadan, geliat ekonomi kreatif juga hidup di Kampung Sunda yang berlokasi di Gang Marlboro X, Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar. 

Penggerak Festival Kuliner Ramadan Kampung Sunda Bali, Asep Abdulloh (30 tahun), bercertia para pedagang di sini merupakan orang Sunda, Jawa Barat yang sudah lama menetap dan ber-KTP Bali. Bagaimana kisah warga Sunda di Bali dan geliat ekonomi kreatifnya? Berikut ini cerita selengkapnya.

1. Berawal dari akun TikTok keseharian warga Kampung Sunda

Penggerak Festival Kuliner Ramadan Kampung Sunda Bali, Asep Abdulloh melakukan siaran langsung di TikTok. (IDN Times/Yuko Utami)

Asep menuturkan, Festival Kuliner Ramadan Kampung Sunda Bali ini baru pertama kali dilaksanakan tahun 2025. Sebelumnya, Asep hanya iseng berbagi aktivitas sehari-hari warga Kampung Sunda via TikTok

“Iseng awalnya di TikTok @kampungsunda_dibali. Awalnya saya bikin tujuannya sharing (berbagi) kehidupan warga sekitar di sini saja, gak ada tujuan untuk branding. Akhirnya respon warga Sunda nge-follow,” ujar Asep yang sedang live TikTok di area Kampung Sunda, Sabtu (15/3/2025) sore.

Akun TikTok yang terbentuk pada 28 Desember 2024 itu, kini telah diikuti oleh 6441 pengguna TikTok. Dari TikTok, Asep berinisiatif membuat agenda Pasar Sabtu-Minggu dengan penjual Bakso Tasikmalaya dan Soteng khas Bandung pada Januari 2025. Setelah berjalan dua bulan, Asep memberanikan diri membuat Festival Kuliner Ramadan Kampung Sunda Bali yang berlangsung dari tanggal 1 hingga 20 Maret 2025.

“Bulan puasa saya coba bikin festival, akhirnya meledak seperti ini. Alhamdulillah sudah bisa berjalan dan bagus responnya,” ucap Asep.

2. Berkembang jadi belasan lapak

Ilustrasi Kampung Sunda di Bali. (IDN Times/Yuko Utami)

Euis dan Febri, selaku pedagang di Festival Kuliner Ramadan Kampung Sunda Bali, mengaku baru pertama kali berjualan.

“Senang bisa berjualan dan ikut menaikkan UMKM di sini,” kata Euis sambil menggoreng adonan ote-ote.

Euis dan Febri adalah 1 dari 175 kepala keluarga (KK) di Kampung Sunda. Berdasarkan penuturan Asep, awalnya hanya ada tiga lapak yang berjualan. Seiring keramaian pengunjung, minat warga lainnya membuncah untuk turut serta menyajikan hidangan khas Sunda.

“Awalnya warga sini hanya tiga orang yang jualan. Awalnya saya ambil tiga orang warga Sunda dari luar Kampung Sunda. Mereka itu sudah punya restoran. Akhirnya karena semakin banyak pengunjung yang datang, warga di sini ikut berjualan,” ungkap lelaki yang sejak lahir tinggal di Bali.

Tarif sewa untuk satu lapak sebesar Rp250 ribu selama 20 hari. Biaya yang cukup terjangkau ini, dikatakan Asep karena festival ini baru pertama kali terlaksana dan warga sebagian besar baru merintis usaha.

3. Media sosial sangat memengaruhi minat pengunjung

Penjual jajanan khas Sunda sedang meracik bumbu cilok. (IDN Times/Yuko Utami)

Asep mengaku, gawai dan media sosial amat berperan dalam kemajuan usaha warga di Kampung Sunda. Setiap harinya, Asep akan melakukan siaran langsung untuk membuka gelaran festival ini. Durasinya untuk siaran langsung sekitar 10 menit.

“Saya akui sekarang handphone itu ngaruh. Saya hari-hari ada usaha jual beli motor. Selama kegiatan (festival) ini saya tutup dulu,” kata dia.

Ia juga telah mengurus izin penjagaan ketertiban kepada pihak keamanan desa adat setempat (pecalang). Warga yang berjualan rata-rata berasal dari Tasikmalaya, Garut, dan Bandung dengan perkiraan omset kotor harian per lapak sebesar Rp1,5 juta. Asep menuturkan, hidupnya UMKM di Kampung Sunda juga didukung oleh beberapa pihak, misalnya dekorasi lampu-lampu untuk menambah estetika. Ia berharap, festival ini dapat berlangsung lagi pada Ramadan tahun depan.

Share
Topics
Editorial Team
Ni Komang Yuko Utami
Irma Yudistirani
Ni Komang Yuko Utami
EditorNi Komang Yuko Utami
Follow Us