Penyebab Pantai Kuta Abrasi Menurut BWS Bali-Penida

Badung, IDN Times - Kondisi Pantai Kuta di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung tampak memprihatinkan. Minggu, 1 Desember 2024 pasir di Pantai Kuta tampak tergerus beberapa sentimeter. Tak hanya pasir yang tergerus, berbagai jenis sampah menghampar di pesisir. Meskipun demikian, para wisatawan tetap santai menikmati minuman dingin bermandikan matahari tenggelam.
Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) BWS Bali-Penida, Gede Lanang Sunu Perbawa, menanggapi kondisi tersebut, pada Senin (2/12/2024). Lanang mengungkapkan sederet faktor abrasi yang mengancam Pantai Kuta. Berikut ini penjelasan selengkapnya.
1. Penyebab abrasi

Menurut Lanang, abrasi yang terjadi di Pantai Kuta disebabkan oleh fenomena alam di daerah pesisir.
“Karena ada arus dan gelombang yang datangnya tidak tegak lurus dengan garis pantai,” kata dia.
Arus dan gelombang tersebut, menurut penjelasan Lanang, menyebabkan perpindahan pasir yang ada di pantai dan terjadilah abrasi di pantai. Kondisi ini kian parah karena minimnya sumber sedimen yang menyuplai pasir di Pantai Kuta, ditambah dengan gelombang badai yang terjadi di musim penghujan.
2. Penanganan abrasi

Penanganan abrasi tidak hanya dilakukan di Pantai Kuta, ini juga akan terlaksana di Legian dan Seminyak. Lanang menjelaskan, penanganan abrasi dan potensinya di tiga lokasi tersebut sedang dalam tahap persiapan.
“Baru tanggal 30 November kemarin dilakukan upacara ngeruak (sebelum memulai pembangunan),” ungkap Lanang.
Tahapan lainnya yaitu penanganan dengan pembangunan breakwater dan pengisian pasir (sand nourishment). Proyek ini senilai Rp249 miliar dan ditargetkan rampung secara bertahap hingga tahun 2026.
3. Abrasi pantai melibatkan dinas lainnya

Pihak BWS Bali-Penida melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) terkait dalam penanganan abrasi ini. Otoritas itu seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU) Badung, Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup.
“Agar penanganan abrasi bisa sinkron dengan rencana pengembangan pariwisata setempat,” ujar Lanang.
Ia juga berpesan agar masyarakat maupun wisatawan yang mengunjungi Pantai Kuta dan potensi abrasi lainnya agar lebih berhati-hati. Lanang mengimbau agar pengunjung memperhatikan prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), serta mematuhi larangan berenang yang sudah terpasang di sekitar pantai.
“Tetap jaga kebersihan pantai, untuk kepentingan kita bersama,” kata Lanang menambahkan.