Tabanan Akan Menerapkan Teba Modern untuk Atasi Sampah

Buatnya gampang dan sampah organik bisa dijadikan pupuk

Tabanan, IDN Times - Pengelolaan sampah tidak akan berhasil jika hanya ditangani di hilir atau berakhir dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Beberapa permasalahan pengelolaan sampah di hilir adalah tempat pembuangan yang semakin terbatas dan alat-alat berat rusak seperti yang terjadi di TPA Mandung, Kabupaten Tabanan.

Luas TPA Mandung yang mencapai 2,7 hektare diprediksi hanya bisa menampung sampah satu tahun lagi. Untuk itu penanganan sampah dari hulu, dalam hal ini tingkat rumah tangga, perlu terus didorong dan dilaksanakan. Kabupaten Tabanan sendiri saat ini berencana membuat project pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga berupa teba modern. Seperti apa ini?

Baca Juga: Tabanan Catat 100 Titik Lokasi Bencana di 10 Kecamatan

Baca Juga: Ekskavator Tua di TPA Mandung Tabanan Rusak Lagi

1. Enam puluh persen sampah yang dibuang ke TPA Mandung adalah sampah organik

Tabanan Akan Menerapkan Teba Modern untuk Atasi SampahTPA Mandung (Dok.IDN Times/DLH Tabanan)

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Sampah dan Lumpur Tinja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan, I Gede Anom Sumerta, mengatakan dalam sehari rata-rata 100 ton sampah dibuang ke TPA Mandung yang berlokasi di Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan ini.

"Dari jumlah ini, 97 persen adalah sampah rumah tangga. Sementara sisanya adalah sampah rumah sakit, serta perusahaan swasta," ujarnya, Senin (24/10/2022).

Seluruh sampah yang masuk ke TPA Mandung adalah sampah campuran dan tidak terpilah. Sekitar 60 persennya adalah sampah organik, 25 persen anorganik, dan 10 sampai 15 persen adalah residu.

2. Perlunya pengolahan sampah dari hulu

Tabanan Akan Menerapkan Teba Modern untuk Atasi SampahSalah satu contoh sumur komposter dalam konsep pengelolaan sampah teba modern. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Kepala Bapelitbang (Badan Perencanaan Penelitian, dan Pengembangan) Tabanan, I Gede Urip Gunawan, mengatakan dalam mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Tabanan memerlukan pengolahan sampah di hulu atau tingkat rumah tangga.

"Saat ini alat berat di TPA Mandung dilaporkan rusak sehingga tidak beroperasi. Penganggaran pembelian alat berat tentu penting, tetapi tetap harus melihat kondisi keuangan Pemerintah Daerah. Selain itu pengolahan sampah tidak hanya di hilir, pengolahan di hulu yang penting," katanya.

Untuk penerapan pengolahan sampah di hulu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan mendapatkan bantuan dari Kanada untuk pengolahan sampah organik dengan metode teba modern. Konsep pengolahan sampah teba modern ini sukses diterapkan di Dusun Cemenggoan, Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

"Di Gianyar sukses diterapkan dan konsep ini akan diterapkan di Tabanan," jelas Urip.

Lokasi penerapan teba modern ini akan dilakukan di Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan. Akan ada 37 titik teba modern yang akan dibuat sebagai contoh, dan harapannya akan menularkan ke desa maupun warga lain.

3. Teba modern berupa pembuatan sumur komposter

Tabanan Akan Menerapkan Teba Modern untuk Atasi SampahCara pembuatan sumur komposter dalam teba modern (Dok.IDN Times/Istimewa)

Teba modern adalah konsep pengolahan sampah organik berupa sumur komposter, yang dibuat sesuai dengan kebutuhan tiap keluarga. Sumur komposternya berbentuk tabung dengan diameter 80 centimeter atau ukuran buis beton. Ada yang tertanam merata dengan tanah. Ada juga di atas permukaan tanah (menjulang) yang lubangnya ada di bagian bawah. Biasanya, warga yang membuat sumur komposter model menjulang ini dijadikan sebagai meja seperti di taman. Ada juga yang berbentuk kotak dan tertanam di dalam tanah.

Kedalaman sumur komposter sekitar 200 cm. Bagian atasnya diletakkan buis beton, lalu di bawahnya tetap tanah untuk memudahkan ekosistem pengurai organik ini hidup dan bekerja menghancurkan material organik, seperti daun hingga sisa limbah dapur. Dana pembuatannya juga tidak begitu mahal, yaitu sekitar Rp500 ribu.

"Nanti semua sampah organik dibuang ke dalam sumur komposter ini. Sampah organik yang dibuang ke sumur komposter ini nantinya bisa  dijadikan pupuk. Jika satu rumah tangga saja membuat ini, maka volume sampah yang dibuang ke TPA Mandung akan jauh berkurang," terang Urip.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya