Penyakit Penyerta Picu Stunting di Tabanan, Kasus Tinggi di 3 Wilayah

Kita cegah bersama yuk!

Tabanan, IDN Times - Pada tahun 2021, sebesar 8 persen atau sebanyak 1.219 dari 15.415 balita di Tabanan tercatat mengalami stunting. Ada tiga kecamatan di Tabanan yang mencatat kasus stunting tinggi, yaitu Marga, Pupuan, dan Selemadeg Barat.

Rata-rata penyebab stunting di tiga kecamatan tersebut adalah pola asuh yang salah atau adanya penyakit penyerta seperti penyakit kongenital atau kelainan bawaan.

Baca Juga: Tak Hanya Kemiskinan, Salah Pola Asuh Sebabkan Stunting di Klungkung

1. Selemadeg Barat catat 23 balita alami stunting

Penyakit Penyerta Picu Stunting di Tabanan, Kasus Tinggi di 3 WilayahIlustrasi (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Kepala Puskesmas Selemadeg Barat, dr Wayan Arya Putra Manuaba, mengatakan berdasarkan data per 30 Juli 2022, di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat, dari 865 balita yang diukur panjang badan (PB) dan ditimbang berat badannya (BB), 23 balita mengalami stunting atau sebanyak 2,65 persen.

"Angka ini masih jauh di bawah rata-rata stunting Indonesia 2021 yaitu 24.4 persen dan di bawah rata-rata stunting Provinsi Bali yaitu 10,0 persen. Target stunting untuk Indonesia tahun 2024 adalah 14 persen dan untuk Bali adalah 6,15 persen," ujar Arya.

Rata-rata penyebab stunting pada balita di Selemadeg Barat adalah pola asuh yang salah.

"Maksud pola asuh yang salah ini adalah orangtua tidak paham pemberian makanan sehat, baik kuantitas dan kualitasnya serta tidak paham makanan seperti apa yang sesuai kebutuhan kelompok usia. Rata-rata adalah asal anak kenyang, tetapi kurang kandungan gizinya," ujar Arya.

Selain pola asuh yang salah, adanya penyakit penyerta juga menjadi pencetus stunting pada balita.

"Ada juga yang karena riwayat cacingan. Di mana cacingan bisa menurunkan asupan gizi. Namun biasanya penyebab ini dikombinasikan dengan faktor lain seperti pola asuh yang salah," ujarnya.

2. Kedatangan balita ke Posyandu Puskesmas Pupuan 2 masih di bawah target

Penyakit Penyerta Picu Stunting di Tabanan, Kasus Tinggi di 3 WilayahIlustrasi anak stunting. Unicef

Sementara itu, Puskesmas Pupuan 2 yang melayani tujuh desa di Kecamatan Pupuan, antara lain Desa Belimbing, Sanda, Batungsel, Padangan, Kebon Padangan, Jelijih Punggang, dan Karyasari juga mencatat kasus stunting. Kasus stunting yang terdata tahun 2022 disebut masih belum bisa dijadikan acuan kasus stunting sebenarnya di wilayah tersebut, karena kedatangan balita ke posyandu masih di bawah target atau 55,6 persen dari target 85 persen.

Berdasarkan data tahun 2021, dari hasil pengukuran PB dan BB berdasarkan umur, ada tujuh balita dari 205 balita yang datang ke posyandu. Sementara sasaran balita adalah 887 orang. Begitu juga di tahun 2022, ditemukan 32 balita alami stunting dari 494 balita  yang datang ke posyandu dari 887 sasaran balita yang ada.

Masih belum tercapainya target kedatangan balita ke posyandu karena beberapa hal, di antaranya:

  • Dampak pandemik sehingga banyak orangtua yang masih takut membawa balita ke posyandu
  • Orangtua bekerja, sementara waktu pelaksanaan posyandu dilakukan di jam kerja
  • Ada beberapa balita  yang orangtuanya tinggal di luar wilayah kerja Puskesmas Pupuan 2, tapi data balita masih di desa asal

Penanggung jawab  program gizi di Puskesmas Pupuan 2, Ns Ni Made Ria Peratiwi SKep, mengatakan rata-rata penyebab stunting di wilayah kerja Puskesmas Pupuan 2 adalah karena pola asuh yang salah dan adanya penyakit penyerta.

"Ada yang menderita penyakit jantung bawaan atau kongenital," ujarnya.

3. Menu makanan sehat dan seimbang dapat mencegah stunting

Penyakit Penyerta Picu Stunting di Tabanan, Kasus Tinggi di 3 Wilayahilustrasi dada ayam (pexels.com/Macedo Fotografo)

Dalam menangani kasus stunting, Ria Peratiwi mengatakan pihak Puskesmas bersama desa melakukan kerja sama dengan melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita stunting.

"Puskesmas akan selalu memantau  pertumbuhan balita tersebut. Penanganan stunting ini tidak serta merta bisa mengoreksi balita langsung jadi tinggi. Perlu intervensi jangka panjang. Oleh karena itu, pencegahan itu penting dengan memberikan pemahaman ke masyarakat mengenai ASI eksklusif serta menu yang sehat dan seimbang bagi balita dan ibu hamil," ujarnya.

Memenuhi menu yang sehat dan seimbang menurutnya sebenarnya tidak perlu harga yang mahal. Berikut menu sehat dan seimbang untuk balita dan ibu hamil yang sederhana serta terjangkau:

Adapun untuk ibu hamil, disarankan menu nasi pecel. Di dalamnya ada nasi, tempe goreng, telur rebus, sayur mix (wortel, kacang panjang dan tauge), bumbu pecel (kacang tanah, kecap, dan bumbu rempah). Pada nasi pecel ini terkandung 350 kkal, protein total 16 gram, lemak total 16 gram, dan karbohidrat 56 gram.

Sementara untuk balita, direkomendasikan Bento food, terdiri dari kentang rebus, nungget ayam sayur (telur setengah butir, ayam, sayur bayam, dan wortel cincang campur, isi bumbu kemudian kukus terus goreng dengan tepung panir), ditambah saos tomat. Menu itu mengandung 280 kkal, protein 11 gram, lemak 11,2 gram dan karbohidrat 35 gram.

"Intinya gizi seimbang itu ada karbohidrat, protein (lauk pauk), sayur dan buah. Sekarang bagaimana kreasi masing-masing rumah tangga membuat menu untuk keluarga yang disukai anggota keluarganya," ujar Ria Peratiwi.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya