Pejabat di Tabanan Tidak Menunjukkan Gejala Pascavaksinasi COVID-19

Ada juga yang komorbid, tetapi mendapatkan vaksinasi

Tabanan, IDN Times - Vaksinasi COVID-19 perdana akhirnya digelar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan, Rabu (27/1/2021). Adapun yang mengawali vaksinasi perdana ini adalah Komandan Kodim (Dandim) 1619/Tabanan, Letnan Kolonel (Letkol) Inf Toni Sri Hartanto, pada pukul 09.00 Wita. Menyusul pejabat lain di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Tetap Melonjak Meski Tabanan PPKM, Apa yang Salah?

1. Gula darah Ketua DPRD Tabanan tinggi. Sehingga vaksinasinya ditunda

Pejabat di Tabanan Tidak Menunjukkan Gejala Pascavaksinasi COVID-19Wakil Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya (Baju hitam) bersama pejabat di lingkungan pemkab Tabanan menunggu observasi setelah vaksinasi COVID-19. (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Berikut ini daftar nama pejabat yang terdaftar menerima vaksinasi:

  • Wakil Bupati Tabanan: I Komang Gede Sanjaya
  • Komandan Kodim (Dandim) 1619/Tabanan, Letnan Kolonel (Letkol) Inf Toni Sri Hartanto
  • Sekretaris Daerah (Sekda) Tabanan: I Gede Susila
  • Wakil Kapolres Tabanan: Kompol I Made Krishna Mahardika 
  • Kepala Dinas Kesehatan Tabanan: dr Nyoman Suratmika
  • Direktur RSUD Tabanan: dr Nyoman Susila
  • Ketua DPRD Tabanan: I Made Dirga
  • Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Tabanan: dr Wayan Arya Putra Manuaba
  • Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Tabanan: I Ketut Sulawa SKepNS
  • Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Tabanan: Gede Ngurah Upadana.

Dari nama-nama yang terdata di atas, hanya Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tabanan yang menunda pemberian vaksinasi karena tidak memenuhi syarat.

"Tadi saat melewati proses screening kesehatan, HbA1c atau gula darah rata-rata ternyata tinggi dan tidak memenuhi syarat. Jadi ditunda dulu sampai nilainya normal," kata I Made Dirga.

Sementara nama Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, tidak masuk ke dalam data pejabat yang menerima vaksinasi COVID-19 secara perdana, Rabu (27/1/2021). Terkait hal itu, Sekda Tabanan, I Gede Susila, menjelaskan jika Eka akan menyusul menerima vaksinasi.

"Untuk hari ini beliau tidak bisa. Tetapi akan menyusul," ujar Susila.

Baca Juga: Penderita Hipertensi Belum Layak Divaksin COVID-19, Ini Daftarnya

2. Penerima vaksin COVID-19 perdana tidak menunjukkan gejala KIPI

Pejabat di Tabanan Tidak Menunjukkan Gejala Pascavaksinasi COVID-19Wakil Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya saat menjalani vaksinasi COVID-19, Rabu (27/1/2021) (Dok.IDNTimes/Humas Tabanan)

Semua pejabat menjalani observasi selama 30 menit setelah vaksinasi, untuk berjaga-jaga akan timbulnya kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). Namun seluruhnya tidak menunjukkan gejala tersebut dan diperbolehkan beraktivitas seperti biasa.

Komandan Kodim (Dandim) 1619/Tabanan, Letnan Kolonel (Letkol) Inf Toni Sri Hartanto, yang pertamakali mendapatkan vaksinasi COVID-19 mengaku tidak merasakan efek apapun. Bahkan tidak juga keram di lengan bagian kirinya yang disuntik.

"Tidak ada efek samping juga," terangnya.

Ia hanya menerapkan protokol kesehatan (Prokes) sebelum vaksinasi, dan minum rempah-rempah.

"Intinya cukup istirahat, makan makanan bergizi, terapkan prokes dan olahraga rutin. Kalau saya ditambah minum jahe, kunyit plus madu tiap hari."

Sementara Wakil Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, memuji dokter yang menyuntiknya. Karena ia tidak merasakan sakit.

"Dokternya pintar menyuntik. Karena tidak terasa sakit sama sekali," jelasnya.

Ia berharap masyarakat tidak ragu dan tidak takut jika harus divaksinasi. Karena vaksin COVID-19 sudah dibuktikan aman dan tidak menimbulkan gejala.

"Ini adalah salah satu usaha pemerintah untuk mengatasi pandemik COVID-19. Diharapkan tidak ada lagi keraguan dari masyarakat."

Ia juga mengimbau masyarakat tidak lengah dan tetap menerapkan prokes setelah vaksinasi.

3. Sasaran yang memiliki komorbid bisa divaksinasi asalkan menjaga kesehatannya

Pejabat di Tabanan Tidak Menunjukkan Gejala Pascavaksinasi COVID-19Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika, ketika menjalani proses screening sebelum divaksinasi. (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Satu syarat utama vaksinasi adalah penerima tidak memiliki komorbid atau penyakit penyerta seperti jantung, diabetes, hingga darah tinggi. Apabila sasaran menderita komorbid tetapi mampu menjaga kesehatannya, maka tidak menutup kemungkinan bisa menjalani vaksinasi.

Satu contoh pejabat yang memiliki komorbid dan menerima vaksinasi adalah Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika. Ia sudah lama mengalami gejala darah tinggi.

"Tetapi saya minum obat secara rutin dan teratur. Sehingga tekanan darah saya terkendali. Buktinya tadi tekanan darah saya normal. Jadi memenuhi syarat untuk vaksin."

Ia mengimbau kepada masyarakat yang memiliki komorbid, bisa saja mendapatkan vaksinasi asalkan sudah diobati secara rutin.

"Intinya menjaga kesehatannya rutin setiap hari. Bukan karena hendak divaksinasi, baru dijaga."

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya