Kasus COVID-19 Tetap Melonjak Meski Tabanan PPKM, Apa yang Salah?

Ayo sama-sama kita disiplin semeton

Tabanan, IDN Times - Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) seharusnya berakhir pada Senin (25/1/2021). Tetapi pemerintah memperpanjang pelaksanaan PPKM ini hingga 8 Februari 2021 mendatang karena laju kasus COVID-19 masih terus meningkat.

Sebenarnya efektifkah pelaksanaan PPKM tersebut? Ketua IDI Tabanan, dr Wayan Arya Putra Manuaba, mengatakan PPKM akan memberikan hasil yang signifikan apabila gerakan 3T (testing, tracing, treatment) dan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) dilakukan secara selaras.

Baca Juga: Anggaran Penanganan Pascabencana di Tabanan Tahun Ini Rp1,9 Miliar

1. Pelaksanaan 3T sudah semakin masif dilakukan

Kasus COVID-19 Tetap Melonjak Meski Tabanan PPKM, Apa yang Salah?Suasana lab PCR Tabanan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Menurut Arya, pemerintah sudah melakukan 3T dengan baik. Penilaian itu berdasarkan meningkatnya pelaksanaan testing, baik yg bersifat acak, reguler/skrining atau yang berasal dari pemeriksaan kasus kontak erat dan suspek COVID-19. Pelaksanaan tracing yang sangat masif terhadap kasus konfirmasi dan probable yang ditemukan juga telah dilakukan.

Selain itu, dalam upaya meningkatkan 3T, didukung pula dengan SDM dan sarana serta prasana yang memadai. Pemerintah Pusat merekrut tenaga surveilans di mana setiap puskesmas di Kabupaten Tabanan mendapatkan tambahan lima tenaga surveilans. Pemerintah Kabupaten Tabanan juga melakukan penambahan tempat tidur di rumah sakit dan melibatkan tidak hanya rumah sakit milik pemerintah, tetapi juga swasta. 

Berikut daftar rumah sakit di Tabanan yang melayani perawatan pasien COVID-19 serta jumlah tempat tidur yang disediakan:

  • Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan: 52 tempat tidur
  • Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) RS Nyitdah: maksimal 60 tempat tidur
  • RSU Kasih Ibu Tabanan: 5 tempat tidur
  • RS Dharma Kerti: 10 tempat tidur
  • RSU Wisma Prashanti: 24 tempat tidur
  • RSU Bakti Rahayu: 2 tempat tidur
  • RSU Semara Ratih: 12 tempat tidur

Sementara untuk mempercepat pemeriksaan sampel COVID-19, pemerintah menyiapkan lab PCR (Polymerase Chain Reaction) di RSUD Tabanan dan menambah kapasitas pemeriksaan dari 60 sampel per sekali running menjadi 94 sampel per sekali running.

"Pelaksanaan 3T saat ini sudah masif dilakukan. Bahkan juga penerapan disiplin dari tim yustitusi untuk memastikan prokes diterapkan di masyarakar," ujar Arya.

2. Rata-rata sampel yang diperiksa per hari adalah 200 sampai 300

Kasus COVID-19 Tetap Melonjak Meski Tabanan PPKM, Apa yang Salah?Ilustrasi petugas uji swab. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Pelaksanaan 3T ini tidak akan memberikan imbas yang signifikan apabila pelaksanaan 3M  tidak dilaksanakan secara konsisten. Arya memandang penerapan 3M ini masih belum dilakukan secara konsisten melihat nilai rate angka positif di Tabanan di atas lima persen atau di atas standar WHO. Dari data lab PCR RSUD Tabanan, rata-rata sampel yang diperiksa per hari adalah 200-300 sampel, di mana rate positifnya antara 10 persen-20 persen.

Hal ini menunjukkan penularan COVID-19 di masyarakat masih tinggi. Penyebabnya  karena penerapan protokol kesehatan (prokes) dan 3M yang belum terlaksana dengan baik dan konsisten di masyarakat, baik di tatanan rumah tangga, perkantoran, tempat ibadah, maupun fasilitas kesehatan.

"Hanya penularan di tatanan pendidikan, seperti sekolah yang belum banyak terjadi karena masih diliburkan," jelas Arya.

3. PPKM tidak akan berpengaruh bila 3T dan 3M tak selaras

Kasus COVID-19 Tetap Melonjak Meski Tabanan PPKM, Apa yang Salah?Patroli gabungan Kodim Tabanan dan Satpol PP Tabanan, Kamis (6/8) (Dok.IDN Times/Humas Kodim Tabanan)

Arya menegaskan, tanpa penerapan 3T dan 3M secara selaras, maka PPKM tidak akan banyak berpengaruh. Apalagi penularan saat ini banyak terjadi di dalam klaster rumah tangga yang tentu saja tidak terjangkau langsung oleh aturan dalam PPKM.

"Hanya kesadaran semua pihak, maka pandemik ini akan segera berakhir. Termasuk meskipun sudah mendapatkan vaksinasi, maka aktivitas masyarakat yang berbasiskan protokol kesehatan yang konsisten, tetap menjadi kunci utama penanganan pandemik COVID-19. Diharapkan semakin banyak testing (swab) dilakukan, jumlah swab yang positif tersebut tidak melebihi angka 5 persen yang menunjukkan penularan di masyarakat relatif rendah akibat protokol kesehatan dilakukan dengan benar dan konsisten," ujarnya.

4. Tips menghindari adanya klaster keluarga

Kasus COVID-19 Tetap Melonjak Meski Tabanan PPKM, Apa yang Salah?Pelaksanaan tracing di lingkungan Setwan Tabanan, Selasa (19/1/2021). (Dok.IDN Times/Istimewa)

Klaster keluarga adalah klaster yang rentan tertular dan rentan rendah pengawasan karena biasanya masyarakat justru tidak memakai masker di dalam rumah. Tim yustitusi juga tidak bisa masuk ke dalam lingkungan keluarga. Arya memberikan tips untuk mencegah penularan COVID-19 di lingkungan keluarga sebagai berikut:

  • Saat datang dari luar rumah, agar semua pakaian dan perlengkapan dicuci. Demikian pula dilakukan pencucian tubuh secara menyeluruh
  • Pakai pakaian bersih/baru
  • Saat berinteraksi di keluarga, tetap menerapkan prokes dan 3M, khususnya kepada kelompok rentan seperti bayi, lansia, ibu hamil, orang yang sedang sakit, dan orang yang menderita penyakit komorbid/kelainan daya tahan
  • Melakukan desinfeksi rumah dan lingkungan secara berkala (kalau bisa harian)
  • Makan makanan bergizi
  • Cukup istirahat
  • Berolahraga secara rutin
  • Berjemur di bawah sinar matahari pagi
  • Bila perlu minum suplemen vitamin C dan D dan mineral bila dirasakan tidak cukup diperoleh di makanan
  • Menghindarkan stres yang berlebihan
  • Mengurangi aktiviktas ke luar rumah, khususnya ke tempat yang ada kerumunan
  • Memasak sendiri
  • Melakukan vasksinasi sesuai jadwal untuk mengurangi derajat beratnya penyakit
  • Melakukan pengobatan teratur apabila mempunyai penyakit komorbid. Jangan takut berobat ke faskes asal menerapkan 3 M
  • Segera ke faskes atau dokter apabila ada keluhan karena penyakit COVID-19 merupakan great imitator (peniru semua penyakit) sehingga keluhannya menyerupai berbagai penyakit, khususnya flu dan sesak

"Untuk mencegah klaster rumah tangga dan klaster upacara adat, maka perlu peran Satgas Gotong Royong Desa Adat melalui perarem yang diterapkan secara ketat dan proporsional," ujarnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya