Tabanan Lolos Mengajukan 5 Festival ke Kemenparekraf

Tetapi Pemkab Tabanan masih minim anggaran

Tabanan, IDN Times - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan telah mengajukan enam festival ke Pemerintah Pusat untuk tahun 2021. Dari enam kegiatan tersebut, lima festival di antaranya lolos dan kini dalam tahap presentasi secara online.

Namun di balik kesuksesan itu, Pemkab Tabanan masih dibayangi oleh anggaran yang tidak cukup dalam mendukung pelaksanaannya. Sehingga pihak Pemkab Tabanan juga sangat mengharapkan dukungan dana dari pusat.

Baca Juga: Peluang Bisnis, Sorgum Cocok Ditanam di Daerah Kering Seperti Tabanan

1. Festival Sport Tourism tidak lolos karena anggaran yang diperlukan sangat besar

Tabanan Lolos Mengajukan 5 Festival ke KemenparekrafIlustrasi Olahraga di Gym (IDN Times/Mardya Shakti)

Kepala Dinas Pariwisata Tabanan, I Gede Sukanada, mengatakan pihaknya telah mengajukan enam festival ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Yaitu Festival Jatiluwih, Festival Tanah Lot, Festival Kerambitan, Festival Umabian, dan Festival Sport Tourism.  Namun Festival Sport Tourism gagal lolos karena anggaran yang diperlukan sangat besar.

"Ada enam festival yang diajukan dan lima di antaranya lolos. Saat ini lima festival yang lolos ini dalam tahap presentasi dan kita masih menunggu jadwal presentasi secara online," ujarnya, Senin (29/3/2021) kemarin.

Setelah tahap presentasinya lolos, lima festival ini kembali diverifikasi untuk menentukan kegiatan mana yang disetujui.

"Kira-kira bulan April baru kita mengetahui festival mana yang fix lolos," lanjutnya.

Baca Juga: Tunanetra di Tabanan: Jari Kaki Saya Nyaris Putus Karena Penyakit Ini

2. Tabanan masih kekurangan anggaran untuk melaksanakan festival

Tabanan Lolos Mengajukan 5 Festival ke KemenparekrafPemandangan Pura Tanah Lot dari taman. Dulu tempat ini menjadi tempat pertunjukan budaya di DTW Tanah Lot. (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Meskipun kelima festival itu nantinya dinyatakan lolos, menurut Sukanada permasalahan lain yang akan dihadapi adalah kekurangan anggaran.

"Kalau pun hanya mengandalkan dari masing-masing Daerah Tarik Wisata (DTW). Hal tersebut berat untuk memenuhinya. Sebab kunjungan di tengah pandemik sangat terpuruk," katanya.

Untuk itu Pemkab Tabanan berharap Pemerintah Pusat juga membantu anggaran untuk melaksanakan festival tersebut. Karena Pusat saat ini hanya mendukung penyelenggaraan kegiatan festival sebesar 40 persen.

"Harapan kita nanti, jika ada event yang disetujui bisa di-back up anggarannya dari pusat. Seperti diketahui, APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Tabanan masih berat untuk mem-back up. Mengingat fokus anggaran masih digunakan untuk penanganan pandemik," harap Sukanada.

Pihaknya akan meyakinkan Pemerintah Pusat, apabila dibantu anggarannya, pariwisata di Bali bisa bangkit kembali.

"Kalau Tabanan dari segi kesiapan, selain dana, sudah siap dalam menggelar festival," jelasnya.

3. DTW Jatiluwih sudah mempersiapkan konsep Festival Jatiluwih

Tabanan Lolos Mengajukan 5 Festival ke KemenparekrafDTW Jatiluwih (Dok.IDN Times/Istimewa)

Manajer Operasional DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa, menyatakan Festival Jatiluwih sebenarnya kegiatan promosi yang sudah menjadi agenda rutin tahunan. Meskipun masih dalam tahap kajian, tetapi rancangan konsepnya sudah disusun dan akan mengikuti prosedur dari Kemenparekraf .

“Secara umum untuk rancangan pelaksanaan festival nanti sudah ditentukan prosedurnya, di mana kegiatan festival dilaksanakan secara offline. Di sana tentunya ada sebuah kebiasaan baru yang harus diterapkan dan penerapan protokol sesuai sertifikasi CHSE (Clean, Healty, Safety, Environment),” tuturnya.

Konsep Festival Jatiluwih nantinya adalah memperkenalkan alam sebagai sumber kehidupan. Itu ada kaitannya dengan air sebagai simbol sumber kehidupan yang ditopang oleh budaya atau kearifan lokal di Jatiluwih. Festival ini akan melibatkan sejumlah kesenian. Namun karena pandemik, kegiatan yang akan mewarnai festival tidak lagi dilakukan secara kolosal, melainkan digelar dengan melibatkan peserta dalam jumlah terbatas. Kearifan lokal tidak menutup kemungkinan akan memasukkan kegiatan atau aktivitas petani di sawah apabila bertepatan dengan musim panen.

Harapannya Festival Jatiluwih ini bisa diselenggarakan pada bulan September 2021 apabila sudah disetujui, atau sesuai agenda tahunan yang biasa dilakukan sebelumnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya