Lelah Tempuh Perjalanan Jauh, Warga Tabanan Bangun Jembatan Darurat

Biaya pembangunannya dipenuhi secara swadaya

Tabanan, IDN Times - Jembatan Yeh Kajang yang ada di jalur utama penghubung wilayah Marga-Apuan tidak bisa dilewati karena putus diterjang banjir bandang, pada Senin (17/10/2022) lalu. Sejak jembatan putus, warga harus mencari jalur alternatif yang jaraknya cukup jauh.

Akibat lelah menempuh rute panjang tersebut, sejumlah warga yang tergabung dalam relawan Sekaa Demen Banjar Cau, Desa Tua, Marga, Kabupaten Tabanan memasang jembatan darurat di lokasi putusnya jembatan. Pembuatan jembatan murni hasil swadaya masyarakat. 

Baca Juga: Siaran Acara di TV Bukan Satu-satunya Hiburan Warga Tabanan

1. Jembatan darurat dibangun dalam tiga hari

Lelah Tempuh Perjalanan Jauh, Warga Tabanan Bangun Jembatan DaruratJembatan darurat di Marga, Tabanan yang dibangun masyarakat secara swadaya (Dok.IDN Times/Istimewa)

Pengerjaan jembatan darurat ini cukup singkat yaitu sekitar tiga hari. Setelah jembatan tersebut rampung terpasang, pada Jumat (11/11/2022) dilaksanakan upacara pemakuhan (memakuh) yang di-puput (dipimpin) oleh Jro Mangku Puseh.

Jembatan darurat itu memiliki panjang 18 meter dengan lebar satu meter lebih 20 sentimeter. Jembatan itu terbuat dari pipa besi yang bagian atasnya dilapisi plat. Bagian pinggirnya dilengkapi dengan sling agar aman untuk dilalui. Namun jembatan darurat ini hanya bisa dilalui oleh satu sepeda motor, termasuk pejalan kaki. 

Ketua Relawan Sekaa Demen Banjar Cau, Ketut Dingkrik, menjelaskan proses pembuatan jembatan darurat ini dikebut dengan target dipasang dalam tiga hari. Pengerjaan dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat dalam hampir 24 jam dalam sehari.

"Buatnya gotong royong bersama-sama dengan sistem kebut. Dikerjakan per hari bisa hampir 24 jam," ujarnya.

Usai upacara pemakuhan, beberapa warga sudah mulai ada yang berani melintasi jembatan tersebut.

2. Biaya pembuatan jembatan murni dari iuran sukarela masyarakat

Lelah Tempuh Perjalanan Jauh, Warga Tabanan Bangun Jembatan DaruratIlustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Ketut Dingrik mengatakan biaya pembuatan jembatan murni dari iuran sukarela masyarakat. "Murni swadaya. Masyarakat menyumbang atas  kemauan sendiri. Mereka kumpulkan mulai dari Rp50 ribu sampai jutaan juga ada. Total dana yang terkumpul sekitar Rp50 juta," ujarnya, Jumat (11/11/2022).

Adapun Rp35 juta digunakan untuk jembatan darurat dan sisanya untuk upacara dan keperluan lainnya.

Meski dibangun dengan sistem kebut, Ketut Dingkrik memastikan kekuatan jembatan ini tidak perlu diragukan untuk dilintasi sepeda motor secara berderet.

"Sepuluh kendaraan yang melintas bersamaan pun, saya jamin masih kuat," ujarnya.

3. Berharap pembangunan jembatan permanen segera terealisasi

Lelah Tempuh Perjalanan Jauh, Warga Tabanan Bangun Jembatan DaruratJembatan darurat di Marga, Tabanan yang dibangun masyarakat secara swadaya (Dok.IDN Times/Istimewa)

Perbekel Desa Tua, I Wayan Budi Arta Putra, mengatakan dengan adanya jembatan darurat itu tentunya diharapkan bisa memudahkan pergerakan sehari-hari masyarakat setempat. Saat ini pun tengah dilakukan perbaikan jalan di jalur alternatif. Batu kapur sudah tersedia.

Meski jembatan darurat sudah ada, pihaknya tetap berharap pembangunan Jembatan Yeh Kajang yang permanen tetap direalisasikan oleh pemerintah. Gubernur Bali, I Wayan Koster, sempat meninjau kerusakan Jembatan Yeh Kajang pasca bencana pada 17 Oktober 2022 lalu.

"Kami tetap berharap jembatan permanen segera dibangun karena itu merupakan akses petani, siswa, dan masyarakat umum sehari-hari. Intinya jembatan itu salah satu penunjang kegiatan ekonomi warga kami," tutupnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya