Kios Suvenir di Alas Kedaton Diminta Buka Coffee Shop

Alas Kedaton mulau berbenah untuk menarik minat wisatawan

Tabanan, IDN Times - Wisatawan domestik (wisdom) maupun mancanegara (wisman) nampak sudah bersiap menunggu iring-iringan parade gebogan atau Tradisi Mepeed gebogan di area Daya Tarik Wisata (DTW) Alas Kedaton sejak tengah hari, Selasa (22/8/2023) lalu. Mereka menantikan tradisi rutin yang digelar setiap piodalan (hari jadi tempat suci) Pura Dalem Kahyangan Kedaton pada Anggara Kasih Medangsia.

Pihak pengelola DTW Alas Kedaton berharap tradisi ini bisa menjadi daya tarik wisatawan, selain keindahan hutan dan populasi kera di Alas Kedaton. Tak hanya itu, pengelola berharap ada coffee shop di Alas Kedaton.

Baca Juga: Perbedaan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali

Baca Juga: Seniman di Tabanan Ciptakan Permainan Balapan Penyu

1. Keunikan piodalan Pura Dalem Kahyangan Kedaton

Kios Suvenir di Alas Kedaton Diminta Buka Coffee ShopTradisi mepeed gebogan dalam rangka piodalan Pura Dalem Kahyangan Kedaton di DTW Alas Kedaton, Selasa (22/8/2023) (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Bendesa Adat Kukuh, I Gusti Ngurah Arta Wijaya, memaparkan banyak keunikan selama pelaksanaan piodalan Pura Dalem Kahyangan Kedaton. Selain Tradisi Mepeed, juga ada Tradisi Ngerebeg. Tradisi Ngerebeg menjadi simbol melepas hawa nafsu, dan bermakna gereget suka cita atas selesainya seluruh rangkaian piodalan.

Prosesi upacara piodalan di Pura Dalem Kahyangan Kedaton diawali dari ngebeji (menyucikan) Ida Bhatara ke Pura Beji yang berada di sisi Timur Hutan Kedaton. Kemudian sekitar pukul 13.00 Wita, baru dilakukan Tradisi Mepeed gebogan.

Pada pertemuan sore ke malam atau sandikala di mana Matahari senja masih bersinar, kegiatan ini ditutup dengan sembahyang bersama antara prmangku (pemimpin agama), pecalang (keamanan), dan pamedek (umat Hindu yang bersembahyang). Setelah itu, pamedek mulai siap-siap untuk melaksanakan Tradisi Ngerebeg. Mereka memegang sarana ngerebeg berupa ranting kayu yang dihias, lelontek, bandrang, tedung, dan tombak lalu berlari mengitari pura sebanyak tiga kali. Prosesi piodalan di pura ini hanya boleh dilaksanakan sebelum Matahari terbenam.

"Hal ini dipercaya jika saat malam adalah giliran makhluk di alam niskala (gaib atau tak kasat mata) yang bergantian melakukan persembahyangan," jelas Ngurah Arta, Selasa (22/8/2023).

2. Keunikan piodalan di Pura Dalem Kahyangan Kedaton diharapkan dapat menjadi daya tarik wisatawan

Kios Suvenir di Alas Kedaton Diminta Buka Coffee ShopWisatawan mancanegara di DTW Alas Kedaton (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Manajer DTW Alas Kedaton, Wayan Sudarma, menyebutkan pelaksanaan piodalan di Pura Dalem Kahyangan Kedaton menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

"Kami juga menghubungi guide mengenai adanya piodalan ini untuk bisa menarik wisatawan datang ke DTW Alas Kedaton," ujarnya.

Saat ini jumlah wisatawan yang datang ke Alas Kedaton mulai berangsur pulih dibandingkan saat pandemik COVID-19. Kini rata-rata kunjungannya 100-150 orang, yang didominasi wisman.

Selain piodalan, pihak manajemen kerap menggelar acara setiap Manis Galungan maupun hari libur besar lainnya.

"Event-nya bisa acara penampilan band, dance, kuliner, dan lainnya," kata Sudarma.

3. Mereka menyiapakan spot kekinian di DTW Alas Kedaton

Kios Suvenir di Alas Kedaton Diminta Buka Coffee ShopPura Dalem Kahyangan Kedaton di DTW Alas Kedaton (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Tentunya pihak manajemen DTW Alas Kedaton tidak hanya menarik wisman saja, tetapi juga domestik terutama generasi muda. Untuk itu diperlukan spot kekinian untuk menarik minat anak muda untuk mendatangi tempat ini.

Menurut Sudarma, DTW Alas Kedaton rencananya akan bekerja sama dengan kios-kios suvenir agar mereka menyediakan coffee shop, angkringan, ataupun spot foto yang instagramable. Pihaknya juga berencana membangun patung sebagai ikon DTW Alas Kedaton. Namun Sudarma mengakui tidak bisa menanggung keseluruhan pendanaan lewat pendapatan Alas Kedaton.

"Kami tentu berharap ada perhatian dari pemerintah baik pusat, provinsi, maupun kabupaten," harapnya.

Pihaknya juga berencana untuk menaikkan harga tiket yang saat ini berada di kisaran Rp25 ribu-Rp30 ribu menjadi setidaknya Rp45 ribu.

"Memang sudah ada rencana menaikan harga tiket. Tetapi nanti akan dibahas lagi," terangnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya