Tak Hanya COVID-19, Kasus DBD di Tabanan Nyaris Naik 2 Kali Lipat

Masyarakat dihantui kasus COVID-19 dan DBD nih

Tabanan, IDN Times - Di tengah pandemik COVID-19, penyakit infeksi demam berdarah denque (DBD) masih menjadi ancaman bagi masyarakat Kabupaten Tabanan. Terlebih sekarang ini memasuki musim hujan. Meski kasus DBD di tabanan selama tiga bulan terakhir (Juli-September 2020) mengalami penurunan, tetapi dibandingkan tahun 2019 lalu jumlah kasusnya justru meningkat signifikan. Jika tahun 2019 tercatat 176 kasus DBD, maka pada tahun 2020 meningkat menjadi 339 kasus.

Baca Juga: Seminggu Beroperasi, Lab PCR RSUD Tabanan Periksa 343 Sampel

1. Selama sembilan bulan terjadi 339 kasus DBD

Tak Hanya COVID-19, Kasus DBD di Tabanan Nyaris Naik 2 Kali LipatDok.IDN Times/Istimewa

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Tabanan, kasus DBD selama sembilan bulan, yaitu Januari hingga September 2020, tercatat sebanyak 339 kasus. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 yang berjumlah 176 kasus. Adapun rincian per bulan kasus DBD tahun 2020 adalah:

  • Januari: 18 kasus
  • Februari: 56 kasus
  • Maret: 84 kasus
  • April: 53 kasus
  • Mei: 67 kasus
  • Juni: 47 kasus
  • Juli: 7 kasus
  • Agustus: 5 kasus
  • September: 2 kasus.

Sementara perbandingan kasus DBD tahun 2019 adalah:

  • Januari: 8 kasus
  • Februari: 24 kasus
  • Maret: 5 kasus
  • April: 16 kasus
  • Mei: 25 kasus
  • Juni: 58 kasus
  • Juli: 21 kasus
  • Agustus: 2 kasus
  • September: 2 kasus
  • Oktober: 8 kasus
  • November: 2 kasus
  • Desember: 6 kasus.

Baca Juga: Daftar Sisa Anggaran COVID-19 di Tabanan, Cukup Sampai Akhir Tahun?

2. Peningkatan kasus karena perubahan musim dan kendornya pelaksanaan PSN

Tak Hanya COVID-19, Kasus DBD di Tabanan Nyaris Naik 2 Kali LipatFacebook.com/KementerianKesehatanRI

Kepala Bidang Penanganan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Tabanan, dr Ketut Nariana, mengatakan peningkatan kasus ini terjadi di seluruh Bali. Meski penyebabnya tidak bisa dipastikan, tetapi perubahan iklim menjadi kontribusi dalam kenaikan serta penurunan kasus DBD.

''Penyebab naik turunnya kasus DBD secara spesifik kurang bisa digambarkan. Tapi secara keseluruhan adalah iklim. Karena kondisi ini terjadi hampir di seluruh Kabupaten, di mana kasus DBD mengalami peningkatan tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya,'' jelas Nariana, Senin (5/10/2020).

Selain itu, peningkatan kasus DBD tahun ini bisa juga karena masyarakat lebih kendor melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Yaitu 3 M (Menguras tempat penyimpanan air, menutup tempat penyimpanan air, dan mengubur sampah yang berpotensi menampung air) dibandingkan tahun 2019.

3. Kurva kasus Juli-September 2020 cenderung menurun. Meski begitu masyarakat tetap harus waspada

Tak Hanya COVID-19, Kasus DBD di Tabanan Nyaris Naik 2 Kali LipatIlustrasi fogging DBD (IDN Times/Muchammad Haikal)

Kalau melihat data tahun 2020 dan 2019, pola peningkatan serta penurunan kasusnya hampir sama. Di mana peningkatan kasus terjadi di bulan Januari hingga Juni, lalu mengalami penurunan pada Juli hingga September. Menurut Nariana, penurunan di bulan Juli hingga September 2020 karena saat itu masih musim kemarau yang tidak mendukung siklus hidup vektor DBD, dalam hal ini nyamuk aedes aegypti.

Kini sudah memasuki musim hujan pada bulan Oktober. Maka masyarakat diminta tetap waspada dengan lonjakan kasus yang terjadi pada awal tahun 2021. Untuk itu pihaknya mengimbau agar masyarakat semakin meningkatkan penerapan PSN di rumah, serta tidak lupa menaburkan abate pada tempat penampungan air, seperti bak mandi dan kolam ikan. Termasuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

4. Kegiatan penanganan DBD tetap berlangsung di tengah pandemik COVID-19

Tak Hanya COVID-19, Kasus DBD di Tabanan Nyaris Naik 2 Kali LipatDok.IDN Times/Istimewa

Pihak Nariana mengaku kegiatan pencegahan DBD di Dinas Kesehatan Tabanan tetap berjalan dan menyesuaikan kondisi pandemik.

"Tetap ada kegiatan fogging dan ULV. Kegiatan penyuluhan juga dilakukan dengan menggunakan mobil promosi kesehatan. Jumantik juga tetap meninjau adanya jentik ke rumah-rumah dan dilakukan sesuai situasi pandemik COVID-19 saat ini," ungkapnya.

Tabanan sendiri sedang menggalakkan gerakan satu rumah-satu jumantik (Juru pemantau jentik). Dengan adanya satu jumantik di setiap rumah, maka akan lebih dini untuk mendeteksi jentik, dan segera dilakukan PSN.

''Apabila jumantik diterapkan di masing-masing rumah dan rutin dilakukan PSN, maka penularan DBD bisa dicegah. Tetapi ini harus dilakukan secara serentak oleh masyarakat,'' papar Nariana.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya