Subak Jadi Google Doodle, Lahan Sawah di Tabanan Menyusut Tiap Tahun

Beralih fungsi lahan ya?

Tabanan, IDN Times - Tanggal 29 Juni 2012 lalu, subak resmi sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Karena itu, subak dijadikan sebagai Google Doodle hari ini.

Bicara soal subak, Tabanan menjadi Kabupaten di Provinsi Bali yang memiliki luas lahan sawah terluas. Luas lahannya tercatat 19.394,16 hektare. Namun sekarang luas lahan sawahnya mengalami penyusutan setiap tahun.

Sebenarnya apa saja yang menyebabkan luas lahan sawah di Tabanan menyusut setiap tahun, dan bagaimana subak dalam mencegah penyusutan ini terjadi?

Baca Juga: Jadi Google Doodle, 5 Fakta Subak Bali dan Polemiknya

1. Luas lahan sawah Tabanan menyusut sebesar 1694,84 hektare dari tahun 2017 hingga 2020

Subak Jadi Google Doodle, Lahan Sawah di Tabanan Menyusut Tiap TahunKepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan, I Gusti Putu Wiadnyana (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan, I Gusti Putu Wiadnyana, mengatakan berdasarkan data di Dinas Pertanian, luas lahan sawah di Tabanan pada tahun 2017 tercatat 21.089 hektare dan pada tahun 2020 tercatat 19.394,16 hektare. Sehingga dalam rentang waktu tiga tahun terjadi penyusutan sebesar 1694,84 hektare.

Saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan sedang mendata luas lahan sawah melalui satelit di samping pendataan manual, untuk menentukan luas sebenarnya.

"Karena itu mengenai rincian luas baku lahan tahun 2018 hingga 2020 belum tuntas. Tetapi kisaran luas lahan sawah di Tabanan terakhir tahun ini 19.394,16 hektare," kata Wiadnyana.

Baca Juga: Jadi Polemik, Warisan Budaya Dunia Subak Jatiluwih Diusulkan Dicabut?

2. Tidak semua lahan sawah beralih fungsi menjadi bangunan

Subak Jadi Google Doodle, Lahan Sawah di Tabanan Menyusut Tiap TahunSawah di Tabanan (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Wiadnyana mengatakan, meski terjadi penyusutan luas lahan sawah sawah di Tabanan, tidak semuanya beralih fungsi menjadi bangunan.

"Jika penyusutan sebesar 200 sampai 500 hektare per tahun, maka hanya 10 persennya saja yang ke bangunan," jelasnya.

Alih fungsi lahan sawah menjadi bangunan ini biasanya terjadi di daerah penyangga yang dekat dengan Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, seperti Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri. Sementara jika alih fungsi di daerah atas seperti Kecamatan Pupuan, Baturiti, Penebel dan Selemadeg Raya biasanya lebih ke arah tanaman perkebunan maupun hortikultura.

"Seperti daerah Baturiti dan Marga yang lebih beralih ke tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah. Sementara jika di Pupuan lebih ke arah tanaman perkebunan," ujar Wiadnyana.

3. Subak ikut berperan menjaga kawasannya

Subak Jadi Google Doodle, Lahan Sawah di Tabanan Menyusut Tiap TahunSekaa Manyi di Tabanan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Wiadnyana melanjutkan, dalam mengelola sawah, Tabanan memiliki subak. Selain mengatur pengairan, jadwal pola tanam sampai dengan alokasi pupuk, subak juga mengatur kawasannya agar tidak terjadi penyusutan secara masif. Ia mengambil contoh Subak Gubuk yang sudah menentukan kawasan mana yang tidak boleh untuk dikembangkan ke hal lain.

"Beberapa subak di daerah Tabanan khususnya daerah yang berpotensi untuk beralih fungsi, mengatur lewat pararem kawasan mana dari daerah subaknya yang tidak boleh dialihfungsikan," kata Wiadnyana.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Tabanan, I Gusti Ngurah Supanji, memaparkan saat ini jumlah subak di Tabanan tercatat sebanyak 235 subak. Tidak ada pengurangan jumlah subak di Tabanan. Tetapi justru mengalami penambahan. Yaitu bertambah tujuh subak.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya