Cegah Bayi Tertukar, Ini yang Dilakukan RS di Tabanan

Ada protap baku yang harus diterapkan rumah sakit

Tabanan, IDNTimes - Baru-baru ini di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat terjadi dugaan bayi tertukar saat lahir di salah satu rumah sakit. Kasus ini masih dalam penyelidikan kepolisian. Lalu bagaimana sebenarnya protap yang harus diterapkan rumah sakit agar tidak terjadi kasus tertukar pada bayi?

Berikut penjelasan direktur RSUD Singasana Tabanan Wayan Doddy Setiawan dan Direktur RSU Kasih Ibu Tabanan Ni Gusti Ayu Made Sri Pujarini mengenai langkah-langkah yang dilakukan pihak rumah sakit dalam pemberian identitas bayi sehingga tidak terjadi kasus tertukar.

Baca Juga: Fakta-Fakta Bayi di Bogor yang Tertukar, Hasil Tes DNA Negatif

1. Menerapkan protap baku berupa pemasangan gelang

Cegah Bayi Tertukar, Ini yang Dilakukan RS di TabananIlustrasi bayi baru lahir (Istimewa)

Direktur RSUD Singasana dr. Wayan Doddy Setiawan memaparkan ada protap baku dalam identifikasi bayi baru lahir sehingga tidak terjadi bayi tertukar, yaitu:

  • Setiap bayi baru lahir diberikan identitas berupa gelang bayi serta gelang pada ibu
  • Untuk bayi laki-laki diberikan gelang warna biru sedangkan pada bayi perempuan diberikan gelang warna merah muda
  • Pada gelang bayi diisi sesuai dengan format yang tersedia meliputi nama bayi, tanggal dan jam lahir, berat badan lahir, panjang badan, dokter yang merawat dan kelamin --tidak boleh menggunakan simbol
  • Pada gelang ibu diisi nama ibu, tanggal lahir, dan nomor rekam medis sesuai dengan  warna gelang atau jenis kelamin bayi
  • Pihak rumah sakit akan memakaikan gelang bayi di pergelangan kakinya dan gelang ibu pada pergelangan tangan ibu yang tidak menggunakan infus
  • Petugas akan menginformasikan kepada keluarga jika bayi sudah diberikan gelang identitas.

2. Ada baiknya ibu dan keluarga memperhatikan ciri khas bayi ketika pertama kali bertemu

Cegah Bayi Tertukar, Ini yang Dilakukan RS di Tabananilustrasi bayi (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Menurut Doddy meski tidak ada regulasi yang mengaturnya, ada baiknya ibu maupun keluarga memperhatikan bayi secara detail ketika dipertemukan kepada ibu atau keluarga pertama kali dan mengecek detail gelangnya.

"Belum ada sih regulasi yang mengatur ibu atau keluarga memperhatikan detail dari bayi, tetapi ada baiknya dilakukan. Meski untuk di RSUD Singasana protap yang diterapkan saat ini sudah cukup dan tidak pernah ada kasus bayi tertukar," ujarnya, Jumat (18/8/2023)

Saat ini rata-rata bayi yang lahir di RSUD Singasana sebanyak 10-20 bayi per bulan. "Untuk di RSUD Singasana jika kondisi bayi dan ibu sehat, mereka langsung dirawat di ruangan yang sama. Kecuali ibu atau bayi memiliki kendala, barulah dirawat di ruangan terpisah," ujar Doddy.

3. Gelang pada bayi sulit dilepas kecuali digunting

Cegah Bayi Tertukar, Ini yang Dilakukan RS di Tabananilustrasi bayi (pexels.com/Benji Aird)

Hal yang kurang lebih sama diterapkan di RSU Kasih Ibu Tabanan. Menurut Direktur RSU Tabanan Ni Gusti Ayu Made Sri Pujarini gelang yang dipakaikan pada ibu dan bayinya tidak mudah untuk dilepas. "Gelang itu sekali dipasang sulit lepas, kecuali dengan cara digunting," ujarnya.

Menurut Puja, hingga saat ini protap yang dijalankan memberikan identitas pada bayi baru lahir di RSU Kasih Ibu Tabanan sudah sangat baik dan tidak pernah ada keluhan hingga bayi tertukar. "Apalagi yang masuk ruang bayi hanya boleh ibu," ujarnya.

Selain itu jika ada operasi caesar yang berbarengan, pihak RSU Kasih Ibu Tabanan akan mengambil tindakan dimana bayi saat keluar ruang operasi akan disaksikan keluarga dan akan diperlihatkan melalui kaca kepada keluarga. "Saat ini rata-rata kelahiran di RSU Kasih Ibu Denpasar itu 20-an per bulan," ujar Puja.

Baca Juga: Rusak Karena Bencana, 4 Jembatan di Tabanan Dibangun Kembali

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya