Anggaran Penanganan Pascabencana di Tabanan Tahun Ini Rp1,9 Miliar

Tahun ini diawali bencana longsor hingga banjir

Tabanan, IDN Times - Kabupaten Tabanan mengawali tahun 2021 dengan bencana alam longsor hingga banjir, dan menimbulkan kerugian puluhan hingga ratusan juta Rupiah.  Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan menganggarkan dana perbaikan pascabencana tahun 2021 sebesar Rp1,9 miliar.

Baca Juga: Ada Trend Peningkatan, RSUD Tabanan Tambah Bed di Ruang Isolasi

1. Berikut ini catatan bencana alam di awal tahun 2021:

Anggaran Penanganan Pascabencana di Tabanan Tahun Ini Rp1,9 MiliarBadan jalan jebol di Tabanan (Dok.IDN Times/BPBD Tabanan)

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Tabanan mengakibatkan kejadian bencana di berbagai daerah, sejak Jumat (15/1/2021) dan Sabtu (16/1/2021). Warga melaporkan kejadian itu melalui sambungan telepon ke BPBD Tabanan. Tetapi kini sudah ditangani secara gotong royong antara BPBD Tabanan, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Bhayangkara Pembina Kamtibmas (Babinkamtibmas), dan warga di dekat lokasi bencana. Berikut ini catatannya berdasarkan laporan warga tersebut:

  • Terjadi pohon tumbang jenis teep yang menghantam rumah milik warga bernama Nyoman Darmayasa asal Banjar Munggal, Desa Kukuh, Kecamatan Marga. Ia mengalami kerugian sekitar Rp40 juta
  • Kejadian longsor di Banjar Anyar, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri yang menimbun saluran irigasi
  • Longsor yang menutupi separuh badan jalan menuju Perumahan Graha Asri Persada Banjar Penyalin, Desa Sam-Sam, Kecamatan Kerambitan. Jalan tersebut merupakan alternatif penghubung antara Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kerambitan. Kerugiannya sekitar Rp200 juta
  • Longsornya senderan tebing yang berdekatan dengan perumahan warga. Longsor tersebut menutupi satu-satunya akses jalan bagi tiga warga yang berada di perumahan BTN Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri. Kerugian mencapai sekitar Rp200 juta
  • Peristiwa banjir terjadi di kawasan Perumahan Lebah Asri Banjar Tenten, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri.

Baca Juga: Pengusaha Kecil di Tabanan Berharap PPKM Segera Selesai

2. Daerah dataran tinggi di Tabanan rawan terjadi bencana longsor

Anggaran Penanganan Pascabencana di Tabanan Tahun Ini Rp1,9 MiliarBencana longsor di Tabanan (Dok.IDN Times/BPBD Tabanan)

Bagian Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Tabanan telah memetakan daerah risiko bencana berdasarkan Kajian Risiko Bencana Kabupaten Tabanan Tahun 2016-2020. Dari 133 desa yang ada di wilayah Kabupaten Tabanan, 123 desa di antaranya memiliki potensi bencana longsor dari rendah hingga tinggi. Berikut ini daftarnya:

  • Kecamatan Selemadeg

Total 10 desa berisiko tinggi (Desa Antap, Bajera, Berembeng, Serampingan, Selemadeg, Pupuan Bawah, Wanagiri, Wanagiri Kauh, Manikyang, Bajera Utara) 

  • Kecamatan Selemadeg Timur

Total 9 desa berisiko tinggi (Desa Tegal Mengkeb, Tangguntiti, Mambang, Bantas, Megati, Gadungan, Gunung Salak, Dalang, Gadung Sari)

  • Kecamatan Selemadeg Barat

Total 11 desa berisiko tinggi (Desa Lalalinggah, Antosari, Tiying Gading, Lumbung, Lumbung Kauh, Mundeh, Mundeh Kangin, Angkah, Mundeh Kauh, Selabih dan Bengkel Sari)

  • Kecamatan Kerambitan

15 desa memiliki risiko yang berbeda-beda. Yaitu satu desa risiko rendah (Desa Kelating), tiga desa risiko sedang (Desa Tibubiu, Penarukan, Pangkung Karung), dan 11 desa risiko tinggi (Desa Belumbang, Tista, Kerambitan, Kukuh, Baturiti, Meliling, Sembung Gede, Samsam, Batuaji, Kesiut, dan Timpag)

  • Kecamatan Tabanan

Dari 10 desa yang ada, masing-masing lima desa berisiko sedang (Desa Sudimara, Bongan, Denbantas, Tunjuk dan Wanasari) dan lima desa berisiko tinggi (Gubug, Dauh Peken, Delod Peken, Dajan Peken, dan Subabmia)

  • Kecamatan Kediri

Dari 9 desa yang ada, satu desa risiko rendah (Desa Abiantuwung), dua desa berisiko sedang (Desa Beraban dan Kediri), dan enam risiko tinggi (Desa Buwit, Kaba-Kaba, Pandak Gede, Penjaten, Nyambu dan Banjar Anyar)

  • Kecamatan Marga

Dari 16 desa, 11 desa di antaranya berisiko sedang (Desa Tegal Jadi, Kukuh, Beringkit, Peken Belayu, Batan Nyuh, Kuwum, Selanbawak, Marga, Dauh Puri, Dajan Puri dan Gelantungan) dan lima desa risiko tinggi (Desa Cau Belayu, Petiga, Tua, Payangan, Baru)

  • Kecamatan Baturiti

Tercatat 12 desa berisiko tinggi (Desa Perean, Perean Tengah, Perean Kangin, Luwus, Mekarsari, Apuan, Angseri, Bangli, Baturiti, Batunya, Antapan dan Candikuning)

  • Kecamatan Penebel

Dari 18 desa, tiga desa di antaranya risiko sedang (Desa Buruan, Tajen, Biaung)  dan 15 desa risiko tinggi (Desa Rejasa, Jegu, Riang Gede, Pitra, Penatahan, Tengkudak, Mengesta, Penebel, Babahan, Seganan, Jatiluwih, Wangaya Gede, Pesagi, Tegal Linggah dan Sangketan)

  • Kecamatan Pupuan

Terdata 13 desa berisiko tinggi (Desa Belatungan, Kebon Padangan, Belimbing, Sanda, Batungsel, Pujungan, Pajahan, Munduk Temu, Bantiran, Padangan, Jelijih Punggang, Karya Sari dan Sai)

Kepala BPBD Tabanan, I Gusti Ngurah Made Sucita, belum lama ini mengatakan ada empat kecamatan di Kabupaten Tabanan yang rawan mengalami bencana longsor. Keempatnya berada di dataran tinggi seperti Kecamatan Penebel, Pupuan, Baturiti, dan Selemadeg. Meski demikian, titik kerawanannya berbeda-beda di setiap wilayah.

"Tanah longsor juga berpotensi terjadi di seluruh wilayah. Hanya ada beberapa daerah terutama di ketinggian. Perlu kewaspadaan lebih tinggi," ujarnya.

3. Bencana banjir juga mengintai wilayah Kabupaten Tabanan

Anggaran Penanganan Pascabencana di Tabanan Tahun Ini Rp1,9 MiliarPenanganan bencana di Tabanan (Dok.IDN Times/BPBD Tabanan)

Selain longsor, bencana banjir juga kerap terjadi di Tabanan. Dari total 133 desa di Kabupaten Tabanan, 106 desa di antaranya rawan bencana banjir. Adapun pemetaan bencana banjir berdasarkan risiko luas bahayanya adalah: 

  • Kecamatan Selemadeg

Dari tujuh desa, empat desa di antaranya risiko sedang (Desa Antap, Serampingan, Selemadeg, Pupuan Bawah), dan tiga desa risiko tinggi (Desa Bajera, Berembeng, Bajera Utara)

  • Kecamatan Selemadeg Timur

Dari tujuh desa, tiga desa di antaranya risiko sedang (Desa Mambang, Batas, Gadungan), dan empat desa risiko tinggi (Desa Tegal Mengkeb, Berban, Tangguntiti, Megati)

  • Kecamatan Selemadeg Barat

Dari delapan desa, enam desa di antaranya risiko sedang (Desa Gadung Sari, Lalanglinggah, Lumbung, Mundeh, Angkah, Bengkel Sari), dan dua desa risiko tinggi (Desa Antosari, Tiying Gading)

  • Kecamatan Kerambitan

Dari 15 desa, sembilan desa di antaranya risiko sedang (Desa Penarukan, Belumbang, Pangkung Karung, Kukugm Baturiti, Samsam, Batuaji, Kesiut, Timpag), dan enam risiko tinggi (Deas Tibubiu, Kelating, Tista, Kerambitan, Meliling, Sembung Gede)

  • Kecamatan Tabanan

Dari 12 desa, masing-masing enam desa berisiko sedang (Desa Gubung, Dauh Peken, Delod Peken, Dajan Peken, Tunjuk dan Subabmia) dan enam desa beresiko tinggi (Desa Sudimara, Bongan, Denbantas, Buahan, Wanasari dan Sesandan)

  • Kecamatan Kediri

Dari 15 desa, delapan desa di antaranya risiko sedang (Desa Pangkung Tibah, Cepaka, Bengkel, Pejaten, Pandang Badung, Nyambu, Kediri dan Banjar Anyara)  dan tujuh risiko tinggi (Desa Belalang, Beraban, Buwit, Kaba-Kaba, Pandak Gede, Nyitdah dan Abiantuwung)

  • Kecamatan Marga

Dari 16 desa, 14 desa di antaranya risiko sedang (Desa Tegal Jadi, Kukuh, Beringkit, Peken Belayu, Batan Nyuh, Kuwum, Cau Belayu, Selanbawak, Marga, Petiga, Tua, Dauh Puri, Gelantung dan Baru) dan dua risiko tinggi (Desa Payangan dan Dajan Puri)

  • Kecamatan Baturiti

Dari 12 desa, 10 desa di antaranya risiko sedang (Desa Perean, Perean Tengah, Perean Kangin, Apuan, Angseri, Bangli, Baturiti, Batunya, Antapan dan Candikuning) dan dua risiko tinggi (Desa Luwus dan Mekarsari)

  • Kecamatan Penebel

Dari 13 desa, sembilan desa di antaranya risiko sedang (Desa Rejasa, Jegu, Riang Gede, Pitra, Penatahan, Penebel, Babahan, Senganan dan Tegal Linggah) dan empat desa risiko tinggi (Desa Buruan, Tajen, Tengkudak dan Biaung)

  • Kecamatan Pupuan

Satu desa berisiko rendah (Desa Kebon Padangan).

4. Dana perbaikan pascabencana tahun 2021 dianggarkan Rp 1,9 miliar

Anggaran Penanganan Pascabencana di Tabanan Tahun Ini Rp1,9 MiliarPenanganan bencana di Tabanan (Dok.IDN Times/BPBD Tabanan)

BPBD Tabanan mengalokasikan anggaran perbaikan pascabencana tahun 2021 sebesar Rp1,9 miliar. Anggaran yang masuk ke dalam dana bantuan kepada pihak ketiga ini  bersumber dari Anggaran Pendapatan Bencana Daerah (APBD) Tabanan. Nilai anggaran tahun ini juga sama dengan tahun 2020 lalu. Yaitu sebesar 1,9 miliar. Namun pada saat realisasinya ada kelebihan.

Dari catatan tahun 2020 lalu, total ada 121 penerima anggaran dana perbaikan pascabencana senilai Rp1.997.000.000. Jumlah itu melampaui alokasi anggaran yang hanya Rp1,9 miliar.

Meski begitu, apabila ada kekurangan, maka bisa diusulkan kembali ke APBD Tabanan. Selain itu, pihak BPBD Tabanan juga bisa mengusulkan anggaran penanganan bencana ke Provinsi Bali dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat.

"Untuk tahun 2020 misalnya, ada tambahan sebesar Rp97 juta di akhir tahun dari APBD Kabupaten," jelas Kasi Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Tabanan, Dewa Gede Antakesuma.

Masih ada 126 laporan bencana di tahun 2020 yang masih menunggu dana perbaikan pascabencana. Data laporan atau permohonan bantuan diprediksi akan terus bertambah, dan akan dimasukkan pada alokasi anggaran tahun 2021.

Baca Juga: Bali Minim Sirine Tsunami, Biaya Perawatan Capai Rp1 Miliar

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya