Anak Muda di Tabanan Suka Pertunjukan Wayang Diiringi Humor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tabanan, IDN Times - Sebelum adanya radio, televisi (TV) maupun media sosial (medsos), pertunjukan wayang menjadi hiburan yang sangat ditunggu-tunggu oleh anak muda. Namun seiring banyaknya akses untuk mencari hiburan, wayang mulai ditinggalkan dan bukan lagi sebagai pilihan utama. Mereka juga memahami, bahwa wayang adalah media untuk menceritakan sejarah dan menyampaikan pesan kehidupan.
Berikut pengakuan anak muda di Kabupaten Tabanan mengenai pertunjukan wayang.
Baca Juga: 5 Jenis Wayang Kulit di Bali, Ada yang Prosesi Ngundang Leak
Baca Juga: Kisah Wayang Sakral Usia 200 Tahun di Bangli, Dapat Perawatan Khusus
1. Lingkungan rumah tidak mendukung untuk menyukai pertunjukan wayang
Mahasiswa Universitas Udayana (Unud), Bagus Kesawa Putra, sudah lama tidak menonton pertunjukan wayang. Terakhir, ia menontonnya di TV. Namun karena tidak mengerti jalan ceritanya, Kesawa tidak melanjutkan nonton sampai habis. Mahasiswa asal Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan ini mengaku tidak terlalu tertarik dengan pertunjukan wayang.
"Lingkungan keluarga juga jarang ada yang nonton wayang. Jadi dari kecil tidak terlalu tertarik," ujarnya, Jumat (4/11/2022).
Seandainya diajak, ia akan memilih wayang yang menceritakan soal sejarah, dan ada bumbu komedi. Ia juga menginginkan ceritanya memakai Bahasa Bali sehari-hari.
"Karena kalau Bahasa Bali alus itu tidak terlalu mengerti," kata Kesawa.
2. Suka cerita wayang yang diiringi humor
Sementara mahasiswi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer (STIKOM) Bali, Putu Ayu Amara, pernah sekali menonton pertunjukan wayang melalui DVD (Digital video Disc), namun itu sangat jarang. Kebetulan pada saat itu kakeknya menonton wayang Cupak Gerantang di DVD yang ceritanya memang lucu.
Dari perspektif Ayu dapat disimpulkan, bahwa anak muda zaman sekarang menyukai pertunjukan wayang yang diceritakan secara humoris dan memuat pesan atau nilai kehidupan yang relate. Meski tertarik, namun kenyataannya Ayu justru jarang sekali menonton wayang, terlebih pertunjukannya secara langsung.
"Soalnya di lingkungan sekitar itu jarang sekali menggelar pertunjukan wayang. Kalau mau nonton bisa ke YouTube. Tetapi memang tidak sempat," katanya.
3. Wayang sebagai media untuk menceritakan sejarah dan budaya dengan cara menyenangkan
Ayu Komang Amanda Gunawan tidak pernah menonton langsung pertunjukan wayang, karena di lingkungan rumah dia jarang mengadakannya. Namun mahasiswi Unud ini cukup tertarik menonton wayang jika ada kesempatan.
Hal yang membuat Ayu tertarik, selain karena visualisasinya sangat mencerminkan budaya Indonesia, adalah wayang juga digunakan sebagai media menyampaikan sejarah-sejarah yang ada di Indonesia.
"Kalau saya jarang menonton wayang karena kurang informasi di mana lokasi untuk melihat pertunjukannya. Selain itu, jadwal kuliah padat sehingga tidak sempat untuk menonton," terangnya.
Toh, meskipun tidak pernah melihatnya, Ayu punya harapan terhadap dalang agar pertunjukannya diiringi oleh humor di tengah menceritakan tentang sejarah.
"Menceritakannya juga bisa mix Bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Jangan hilangkan bahasa daerahnya agar masyarakat tidak lupa dengan bahasa daerah," tutupnya.