43 Anak-Anak di Kecamatan Tabanan Menderita TBC
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tabanan, IDN Times - Kasus TBC (Tuberculosis) kini menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan seiring meningkatnya penemuan kasus ini di masyarakat pada tahun 2023. Kabupaten Tabanan sendiri mencatat 311 kasus TBC dari 3.987 terduga TBC selama 2023.
Namun positif rate untuk kasus TBC di Tabanan di bawah nasional. Yaitu 4,6 persen dari jumlah terduga. Sementara untuk nasional, positif ratenya 5-15 persen dari jumlah terduga.
1. Dari 311 kasus TBC ada yang masih anak-anak
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tabanan, AA Ngurah Putra Wiradana, mengatakan pada tahun 2023 ini Tabanan mencatat 311 kasus TBC dari 3.987 terduga TBC. Terduga TBC ini adalah seseorang yang menunjukkan gejala batuk lebih dari dua minggu disertai demam.
Dari 311 kasus TBC ini, kata Wiradana, ada yang masih anak-anak. Yaitu 43 orang dengan rentang usia 0-15 tahun.
"Terbanyak kasus tercatat ditemukan di Kecamatan Tabanan," ujarnya, Selasa (30/1/2024).
2. Kasus ditemukan dengan investigasi kontak
Dalam menemukan kasus TBC di masyarakat, pihaknya menjaring dari kasus pemeriksaan di layanan kesehatan yang ada di wilayah Kabupaten Tabanan. Jika ada yang positif, maka dilakukan investigasi kontak atau penemuan orang-orang terdekat dari pasien bersangkutan, untuk kemudian dilakukan pemeriksaan.
"Dari investigasi kontak ini menemukan setidaknya 10-15 orang terdekat dari satu pasien positif ini," kata Agung.
Tabanan memiliki laboratorium TCM (tes cepat molekuler) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan dan Puskesmas Selemadeg untuk pemeriksaan TBC. Menurut Agung, positif rate TBC di Tabanan dari jumlah terduga TBC adalah 4,6 persen, masih di bawah rata-rata nasional yang ada di kisaran 5-15 persen.
3. Pengobatan TBC untuk orang dewasa tidak berbeda dengan anak-anak
Menurut Agung, masa pengobatan dan obat yang diberikan untuk pasien TBC dewasa dan anak-anak tidak dibedakan. Misalkan, masa pengobatannya yaitu minum obat setiap hari selama enam bulan. Jenis obat yang dipakai juga sama. Hanya saja dosisnya yang berbeda. Sebab dosis anak-anak disesuaikan dengan berat badan.
Masyarakat perlu mewaspadai gejala-gejala seperti batuk, demam, berkeringat di malam hari tanpa aktivitas, dan berat badan turun.
"Jika mengalami gejala-gejala ini, segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat," terang Agung.