Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250708-WA0061.jpg
Deretan kendaraan berat yang parkir di Bajera Tabanan (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Tabanan, IDN Times - Sejumlah kendaraan berat tampak berjajar di sepanjang jalan dari SPBU Desa Berembeng hingga dekat Pasar Bajera, Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg. Truk hingga kendaraan roda enam itu parkir mengular di pinggir jalan, Selasa (8/7/2025) siang. Kendaraan-kendaraan ini bermalam sejak Jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk jebol pada Senin, 7 Juli 2025.

Beberapa sopir mengaku tidak tahu ada penutupan jalan, dan ada yang mencoba peruntungan siapa tahu diperbolehkan lewat karena membawa muatan kosong. Namun sesampainya di Bajera, akses menuju ke sana ditutup total. Kendaraan berat seperti truk, bus, dan kendaraan roda enam ini diarahkan melewati Jalur Singaraja.

Para sopir yang 'terjebak' ini belum bisa memutuskan, apakah mengambil Jalur Singaraja atau Karangasem. Mereka menunggu intruksi dari atasannya sambil menunggu ongkos tambahan perjalanan.

1. Ongkos tidak cukup jika putar balik ambil Jalur Singaraja atau Karangasem

Deretan kendaraan berat yang parkir di Bajera Tabanan (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Seorang sopir truk asal Madura, Idris (39), mengaku ke Bali untuk mengantar snack. Ia bongkar muat barang selama 10 hari di Kargo, Kota Denpasar. Lalu pada Senin (7/7/2025), kembali ke Surabaya. Ia mengaku sudah tahu ada jalan jebol di Pasar Bajera. Namun, Idris tetap mengambil Jalur Denpasar-Gilimanuk karena tidak ada pilihan lain.

"Saya berpikir siapa tahu masih bisa lewat. Apalagi truk saya itu sudah kosong. Tidak ada muatan," katanya.

Alasan lain ia tidak mengambil Jalur Singaraja karena medannya curam dan sempit. Sementara kendaraannya besar dengan panjang 10 meter. Selain itu, ongkosnya juga tidak cukup karena jauh.

"Kalau ambil Jalur Karangasem itu jauh. Ongkosnya tidak cukup. Jadi sedang menunggu intruksi atasan. Jika disuruh lewat Jalur Singaraja atau Karangsem, maka putar balik. Menunggu tambahan ongkos juga. Dari semalam menginap di sini," katanya.

2. Sopir ada yang takut ambil risiko kecelakaan jika lewat Jalur Singaraja

Deretan kendaraan berat yang parkir di Bajera Tabanan (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Sopir truk lainnya asal Kudus, Roni, mengaku mengambil Jalur Denpasar-Gilimanuk karena mengangkut muatan yang berat. Yaitu mesin pengolahan limbah dari Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar menuju ke Kota Solo, Jawa Tengah. Namun Senin (7/7/2025) malam, ia tertahan di Desa Bajera. Roni berasalan tidak mengambil Jalur Singaraja karena muatannya berat dan kendaraannya panjang.

"Saya tidak mau ambil risiko. Kemungkinan terjadinya kecelakaan di Jalur Singaraja dengan kondisi muatan dan panjangnya kendaraan yang saya bawa itu sekitar 70 persen. Kalau lewat Jalur Karangasem itu sekitar 50 persen. Saya tidak mau ambil risiko juga," katanya.

Sekarang, ia memilih menunggu konfirmasi dari pemilik barang, apakah ada tambahan ongkos untuk melewati Jalur Singaraja atau jalur Karangasem.

"Kalau disuruh memilih, saya pilih Jalur Karangasem. Cuma karena jauh, ongkosnya juga lebih banyak. Kalau dari ongkos sekarang kurang," ujarnya.

3. Sopir truk mengira ada demo

Supir truk menunggu di Bajera Tabanan (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Seorang sopir truk yang tidak tahu ada penutupan jalan adalah Kasti asal Kudus, Jawa Tengah. Ia baru saja menurunkan muatan barang eletronik di Ketewel, Kabupaten Gianyar. Ia terus melajukan kendaraannya sampai di dekat Pasar Bajera. Dari sana barulah ia dapat informasi jika jalan ditutup karena jebol.

"Saya tidak tahu ada penutupan jalan. Sampai di sini Senin sore. Pas dekat SPBU itu ada banyak truk parkir. Saya kira ada demo. Saya tanya petugas, ternyata jalan ditutup. Saya kira bisa lewat karena truk saya kosong. Tetapi tidak boleh," ujarnya.

Saat ini Kasti sedang menunggu rekannya karena meminjam uang untuk menambah ongkos kembali ke Surabaya.

"Ongkosnya kurang kalau lewat Jalur Singaraja. Jadi nunggu teman mau pinjam uang," kata Kasti.

Kapolsek Selemadeg, Kompol I Wayan Suastika, mengatakan antrean kendaraan berat terjadi sejak Senin malam. Lalu pada Selasa (8/7/2025), arus lalu lintas terlihat lancar.

"Ini karena kendaraan berat sudah dialihkan ke Jalur Singaraja," katanya.

Menurutnya, rata-rata kendaraan berat yang masih parkir di daerah Bajera karena tidak tahu ada penutupan jalan, atau mencari peruntungan diperbolehkan lewat.

"Mereka akhirnya diam di lokasi karena menunggu instruksi atasannya," papar Suastika.

Editorial Team