Kompetisi jukung tradisional di Kabupaten Jembrana. (IDN Times/Ayu Afria)
Nengah Tamba berharap jukung tradisional warisan leluhur ini bisa tetap bertahan. Kelestarian ini ia titipkan pada para nelayan yang tergabung dalam asosiasi nelayan tradisional. Walaupun secara pendapatan belum bisa maksimal, namun ia berharap tetap bisa dijaga.
"Ini merupakan warisan leluhur kita yang perlu tetap kita lestarikan. Mudah-mudahan ini sepanjang masa ada," terangnya.
Tamba meminta nelayan mulai mengurangi kegiatan mencari ikan menggunakan jukung tradisional karena tidak mendukung untuk keselamatan di laut. Selain biaya tinggi, risiko yang dihadapi para nelayan dengan jukung tradisional juga tinggi.
"Mereka itu saya arahkan mulai sistem keramba. Budidaya jauh lebih besar manfaatnya dari pada terjun ke laut lepas dengan alat tangkap yang tradisional itu," jelasnya.
Tahun depan ia harapkan di Taman Wisata Mangrove Village ini nantinya dapat menjadi tujuan wisata internasional.
Kompetisi jukung tradisional di Kabupaten Jembrana. (IDN Times/Ayu Afria)
Sementara itu, hari ini juga telah digelar lomba jukung tradisional yang diikuti oleh nelayan tradisional setempat. Mereka mendapat dana dukungan masing-masing Rp100 ribu untuk jarak tempuh mengelilingi Mangrove sejauh lebih kurang 10 kilometer dalam waktu 1 jam.
Titik awal lintasan ini dimulai dari Green Land Desa Budeng dan berakhir di Desa Sangkaragung. Melalui event ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat nelayan dan menjaga eksistensi sampan tradisional.