WBP Bali 9, Si Yi Chen (tengah). (IDN Times/Ayu Afria)
Hingga akhir Desember 2022 lalu, Chen sudah genap 17 tahun berada di Lapas Kelas II A Kerobokan. Dalam wawancara dengan IDN Times, ia mengungkapkan sudah 12 tahun mengajari WBP lainnya untuk membuat perhiasan dari perak. Keahlian ini awalnya tidaklah mudah ia pelajari. Karena ia mempelajari skill ini dari nol sejak menjadi terpidana.
Pada tahapan awal belajar, Chen mengaku melatih kesabaran karena kehidupannya sejak saat itu tidak sama dengan sebelumnya. Tidak dipungkiri ia sempat marah hingga melempar alat-alat hanya untuk mempelajari keahlian perak ini. Menurutnya apa yang ia pelajari tersebut bukan hanya karya tangan saja, selebihnya adalah tentang jiwa.
“Semua di sini mulai dari nol sampai sekarang sudah bisa banyak yang kerja di sini. Saya juga belajar dari nol di sini. Tapi sampai sekarang saya mungkin sekitar 8 tahun yang lalu saya sudah bisa jadi guru karena sudah semua saya bisa,” ungkapnya.
Perhiasan perak yang ia dan WBP lainnya buat, didesain sendiri sehingga mengandung nilai history yang kental dengan terpidana. Perhiasan berupa cincin, kalung, gelang, anting dan lain sebagainya buatan mereka dijual di salah satu toko di Ubud dengan merek Mule Jewels. Uang hasil penjualan kemudian diputar ulang untuk pembelian bahan, pemeliharaan alat, dan lain sebagainya. Selain itu, juga untuk upah bagi mereka sendiri.
Dengan melatih para WBP ini, Chen berharap nantinya setelah teman-temannya selesai menjalani pidana bisa mengaplikasikannya di lapangan sebagai pekerjaan mereka. Dengan begitu, mereka tidak berpikir untuk bertindak kriminal dalam mendapatkan uang.