Musim Kemarau Basah Picu Ombak Hingga 4 Meter di Nusa Penida

Klungkung, IDN Times - Warga Kabupaten Klungkung diimbau waspada terhadap dampak dari fenomena kemarau basah yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Musim kemarau kali ini tak seperti biasanya. Meski seharusnya memasuki masa kering, wilayah Kabupaten Klungkung kerap diguyur hujan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klungkung, Putu Widiada, menyampaikan kemarau basah kerap disertai angin kencang dan gelombang laut tinggi berpotensi membahayakan aktivitas pelayaran maupun wisata bahari, khususnya di wilayah Nusa Penida.
“Dari laporan Balai Besar Klimatologi dan Geofisika Wilayah III, gelombang laut di sekitar Perairan Nusa Penida bisa mencapai ketinggian hingga empat meter. Ini sangat berisiko, apalagi aktivitas wisata di kawasan tersebut mayoritas berbasis laut,” jelasnya, Selasa (24/6/2025).
1. Pemerintah mengeluarkan imbauan cuaca buruk kepada masyarakat dan pelaku pariwisata
Sebagai langkah antisipasi, BPBD bersama Bupati Klungkung, I Made Satria, telah mengeluarkan imbauan resmi kepada seluruh perbekel dan camat di wilayah Nusa Penida. Surat tersebut meminta agar informasi mengenai cuaca ekstrem disampaikan secara aktif kepada warga dan pelaku pariwisata.
Imbauan tersebut berisi ajakan untuk menunda aktivitas di laut jika tidak dalam kondisi mendesak, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana.
"Pelaku wisata bahari juga diminta agar memberikan penjelasan kepada wisatawan mengenai risiko cuaca buruk, bahkan jika perlu, melarang kegiatan di lokasi yang dinilai berbahaya," ujar Widiada.
2. Aparat desa di Klungkung diminta melakukan pemantauan rutin
Selain itu, seluruh potensi sumber daya di wilayah desa diminta bersiap untuk melakukan pemantauan rutin, dan segera melapor kepada BPBD jika terdeteksi kejadian yang mengarah pada potensi bencana.
"Aparatur di desa agar melakukan pemantauan secara berkala daerah yang berisiko, guna mengantisipasi kejadian dampak dari gelombang pasang dan angin kencang," jelas Widiada.
3. Beberapa nelayan di pesisir Klungkung memilih tidak melaut
Dampak anomali cuaca ini, dikeluhkan para nelayan di Kabupaten Klungkung. Satu di antaranya I Nengah Resta, warga Desa Kusamba. Ia mengaku sudah hampir dua setengah bulan tidak melaut. Menurutnya, gelombang besar sempat menghantam perairan Kusamba sejak Sabtu lalu, 21 Juni 2025. Kini, banyak nelayan di kampungnya memilih berhenti sementara dari melaut. Beberapa di antaranya beralih menjadi buruh bangunan, sementara yang lain memanfaatkan waktu luang untuk memperbaiki jaring dan perahu.
“Cuacanya tidak menentu. Angin kencang, gelombang tinggi, belum lagi harga BBM mahal. Ikan juga sepi. Jadi kami istirahat dulu,” ujarnya.