Ilustrasi Longsor (IDN Times/Mardya Shakti)
Selain itu, BPBD Tabanan juga menghadapi masalah lain. Mereka hanya memiliki satu unit mobil rescue, yang kondisinya kini mulai mengalami kerusakan. Pihaknya sudah mengajukan permohonan kepada BNPB untuk mendapatkan satu unit mobil rescue baru. Permohonannya baru diajukan pada tahun 2023, dengan estimasi biaya sebesar Rp400 juta.
Selain tidak memiliki skylift dan mobil rescue yang mulai rusak, BPBD Tabanan juga berencana mengganti alat pendeteksi tsunami yang berada di Banjar Kedungu, Desa Belalang, Kecamatan Kediri. Alat tersebut merupakan bantuan pusat, yang diberikan pada tahun 2016.
"Rencananya akan diganti dengan alat baru. Selain itu, BPBD Tabanan berencana untuk menambahkan alat deteksi tsunami di empat titik lainnya di wilayah pesisir pantai selatan. Namun, koordinat penempatan alat deteksi tersebut akan ditentukan oleh pihak Pemerintah Provinsi Bali," jelas Giri.