Menghitung Biaya Disabilitas Netra di Bali Naik Transum

Denpasar, IDN Times - Bus Trans Metro Dewata (TMD) berhenti mengaspal sejak Januari 2025. Sebelumnya, pada 29 Desember 2024 muncul petisi berjudul “Lanjutkan Operasional Bus Trans Metro Dewata Sebagai Transportasi Publik di Bali”. Petisi itu kini telah ditandatangani oleh 25.286 orang.
Perjuangan warga untuk mengaktifkan layanan bus berwarna merah, hitam, dan putih ini telah sampai ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali dan Gubernur Bali, Wayan Koster.
Satu di antara warga itu adalah Ni Wayan Resiani atau lebih dikenal dengan nama Jero Puri. Perempuan berusia 52 tahun ini, bersama warga lainnya amat aktif menyuarakan Bus TMD kembali beroperasi. Jero Puri membagikan kisahnya saat Bus TMD berhenti beroperasi.
1. Sebulan bisa menghabiskan Rp2 juta untuk biaya ojek online

Bus TMD terhitung sudah dua bulan berhenti mengaspal sejak berita ini terbit. Imbasnya, Jero Puri mencari alternatif transportasi lainnya. Mobilitasnya yang padat sebagai terapis pijat, membuat Jero Puri harus menggunakan layanan ojek daring (online).
“Boros, sampai Rp2 juta keluar uang untuk ojek online aja sebulan. Sekali jalan Rp100 ribu bolak-balik,” ujar Jero Puri saat ditemui di Denpasar pada Selasa lalu, 11 Maret 2025.
Sebagai penyandang disabilitas netra, Jero Puri membutuhkan moda transportasi yang aman. Kini, dirinya harus merogoh kocek lebih mahal akibat Bus TMS sebagai moda transportasi umum berhenti beroperasi.
2. Jero Puri merasa lebih murah dan efisien naik Bus TMD

Ketika menjadi penumpang setia Bus TMD, Jero Puri menggunakan kartu khusus disabilitas. Sehingga hanya membayar bus sebesar Rp2 ribu akomodasi untuk waktu 90 menit secara gratis. TMD memudahkan Jero Puri untuk melayani pasien pijat panggilan ke rumah.
“Wah murah. Orang dijemput sama pasiennya dari halte. Saat naik Bus TMD, misal ke Tabanan, kadang dijemput di Kediri sama pasien terdekat,” kata dia.
Sedangkan saat naik ojek online, dalam sehari Jero Puri menghabiskan biaya lebih dari Rp130 ribu. Ia juga khawatir saat 30 Bus TMD telah laku terjual karena akan menambah jam kerja bus. Dampaknya, penumpang harus menanti lebih lama agar bus tiba di halte.
Jero Puri mengaku enggan naik moda transportasi umum lainnya seperti Bus Trans Sarbagita. Ia mencontohkan rute ke Mengwi. Jarak waktu untuk menantikan kedatangan Bus Trans Sarbagita ini sekitar satu jam. Jero Puri khawatir waktu akan habis untuk menunggu. Imbasnya, jadwal pijat antara satu pasien dengan lainnya jadi berantakan.
3. Bus TMD disebut Gubernur Bali akan beroperasi kembali pada April 2025

Sementara Gubernur Bali, I Wayan Koster, mengungkapkan Bus TMD akan kembali beroperasi pada April 2025. Pada momen Rapat Koordinasi Pemerintahan Daerah Provinsi, Kota, dan Kabupaten se-Bali itu, Koster juga menyampaikan mekanisme anggaran beroperasinya Bus TMD.
Sebelumnya, operasional Bus TMD ini menggunakan APBN. Kini, Koster menyebutkan akan menggunakan APBD. Pembagiannya adalah 30 persen ditanggung oleh Provinsi Bali, dan sisanya 70 persen ditanggung pemerintah kabupaten/kota. Pemkab/kota se-Bali yang ikut pembagian tanggung jawab urunan anggaran ini, berada di wilayah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan).