Bagus Oka Agastya menyampaikan meskipun Bali tidak memiliki batuan metamof dan hanya punya jenis batuan beku dan sedimen yang berusia cukup muda, namun potensi wisata alam sangatlah besar. Representasi batuan beku bisa ditemukan di Batur. Sedangkan batuan sedimen tergambar dari tebing-tebing berwarna putih di Nusa Penida, misalnya Pantai Kelingking, Diamond Beach, dan lain sebagainya.
Nusa Penida juga berpotensi menjadi geopark atau taman bumi. Tak ada landscape di Bali yang menyerupai Nusa Penida. Begitu pula dengan Kaldera Buyan, Beratan, dan Ulakan.
"Nah, kalau mau lihat batuan beku, sangat bagus melihat di Batur. Karena kalau kita lihat namanya, black lava berwarna hitam ya, di bawah kaldera itu. Nah, itu merupakan batuan beku. Itu salah satu contohnya," jelasnya.
Ia mengatakan bahwa landscape batuan beku maupun sedimen di Bali memiliki daya pikat tersendiri dalam dunia pariwisata. Ia mengibaratkan alam adalah kanvas bagi bumi sehingga membentuk fenomena-fenomena pembukaan lempeng dengan adanya patahan dan gunung api. Kemudian terbentuklah landscape Bali saat ini. Contoh, terasering yang mengadaptasi landscape yang terbentuk dari fenomena geologi tersebut. Sebagai geowisata, tidak hanya swafoto yang diandalkan, melainkan juga cerita dari geologi itu.
"Ya memang biasanya ini wisatawan minat khusus ya. Karena memang orang-orang yang ada minat khusus tertarik tentang alam baru berwisata ke tempat itu," jelasnya.