Pendongeng muda dari Bali, Ni Komang Ari Pebriyani. (Dok.IDN Times/istimewa)
Surutnya tradisi mendongeng di Bali saat ini rupanya menjadi perhatian pemerintah. Tercatat beberapa kali pemerintah berupaya membuat kegiatan untuk kembali menghidupkan mesatua tersebut.
Salah satunya Lomba Mesatua Krama Istri yang diselenggarakan di tingkat desa hingga provinsi. Lomba ini mengkhusus kepada peran ibu-ibu untuk mendongeng. Mengapa? Menurut Komang Ari bahwa dengan melibatkan ibu-ibu diharapkan agar mempraktikkan mendongeng kepada anak-anaknya di rumah.
“Sebelum adanya Lomba Mesatua Krama Istri. Dulunya mesatua itu dilakukan oleh anak-anak. Tradisi mesatua yang sudah ada di Bali itu yang sudah memang dari dulu ada, tidak kena sasarannya sih. Sehingga oleh pemerintah digantikan Mesatua Krama Istri,” ungkapnya.
Instagram.com/itsokaytonotbeokay_tvn
Ia mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang menggarap buku cerita anak dengan berbagai jenjang mulai pembaca awal, madya, sampai pembaca mahir. Selain itu, dia menilai pelatihan membuat cerita anak yang mengangkat muatan lokal masing masing daerah juga bisa dilakukan.
Selain itu peran aktif guru TK, dan para pecinta anak dengan mengundang pendongeng untuk anak-anak didiknya juga sering dilakukan, termasuk mendongeng secara digital.
Para pendongeng ini banyak bercerita tentang cerita-cerita berkaitan dengan Bali yang dikemas dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris. “Jadi sekarang lagi marak-maraknya pendongeng di Bali sedang melakukan tour. Namun itu mendongeng secara bahasa Indonesia. Jadi tidak ke tradisi,” jelasnya.
Ilustrasi orang membaca dongeng (unsplash/Annie Spratt)
Dukungan pelestarian budaya mendongeng saat ini ia ungkap sudah mulai terlihar, yakni dari banyaknya komunitas-komunitas mendongeng yang muncul baik di Bali, Indonesia, maupun kancah internasional.
Komunitas-komunitas itu kemudian aktif mengadakan kegiatan mendongeng tingkat nasional maupun internasional.
“Kalau membicarakan tradisi mesatua itu, sedang digalakkan. Kalau praktiknya kayaknya surut ya, karena kesibukan orangtua masing-masing. Tapi kalau mendongeng bukan untuk sebuah tradisi, tapi pertunjukan, yang sekarang itu ya banyak,” ungkapnya.