Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Inilah suasana SPPG Palmerah saat pertama Program Makan Bergizi Gratis dimulai, Senin (6/1/2025). (IDN Time/Yosafat)

Denpasar, IDN Times - “Belum ada simulasinya. Yuni bawa bekal sendiri.” Jawaban Ni Luh Putu Sariani (44) mengawali perbincangan IDN Times terkait simulasi program makan bergizi gratis (MBG) 2024 lalu. Sariani, sapaannya, merupakan ibu dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) hiperaktif. Anaknya yang bernama Luh Putu Yuniari Eka Savitri (19) menempuh pendidikan di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 3 Denpasar. Sepanjang menemani anaknya di sekolah, ia belum melihat ada simulasi program tersebut.

Provinsi Bali sendiri hanya melaksanakan uji coba MBG di wilayah Kabupaten Buleleng, yang dimulai 25 November 2024 lalu. Sasarannya 355 siswa di tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Masing-masing SDN 1 Sumberklampok berjumlah 81 siswa, SDN 2 Sumberklampok berjumlah 159 siswa, dan SMPN Satu Atap 1 Gerokgak yang berjumlah 115 siswa.

Menunya sudah ditentukan seperti nasi, ayam tanpa tulang, buah, dan susu. Makanan ini ditempatkan ke dalam wadah plastik, dengan alokasi anggaran Rp17.500 per porsi. Simulasi ini melibatkan tim penggerak PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) Desa Sumberklampok dan Kecamatan Gerokgak untuk memasak. Lalu kualitas gizinya didampingi oleh tim dari Puskesmas Gerokgak II.

Wajar saja Sariani tidak melihat simulasi MBG di tempat sekolahnya Yuni. Sejauh ini Ia harus jeli memperhatikan asupan gizi makanan untuk anaknya. Ada sederet pantangan makanan dan minuman seperti makanan bertepung, berpengawet, dan tinggi gula.

Editorial Team