ilustrasi anemia (freepik.com/cookie_studio)
Penting dipahami bahwa anemia bukan merupakan penyakit, melainkan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Penyebab anemia dibagi menjadi empat macam yakni gangguan produksi sel darah merah, kehilangan darah, meningkatnya pemecahan eritrosit/sel darah merah (hemolysis), dan tidak adanya bahan baku pembuat eritrosit/sel darah merah.
Berdasarkan data dari Riskesdas Indonesia tahun 2013, kasus anemia di Indonesia cukup tinggi. Dari data tersebut didapatkan jumlah signifikan, yaitu 28,1 persen balita 12-59 bulan mengalami anemia, dan 37,1 persen ibu hamil juga mengalami anemia. Anemia defisiensi besi seringkali menyebabkan banyak kematian di beberapa negara berkembang dan di Amerika.
Gangguan produksi sel darah merah dapat terjadi karena banyak faktor, salah satunya adalah kekurangan nutrient, fungsi sel induk terganggu. Anemia karena kehilangan darah dapat terjadi secara akut karena perdarahan, kronis, atau kondisi hemophilia (kekurangan faktor pembekuan darah).
Meningkatnya hemolysis (pemecahan sel darah merah) dapat terjadi karena faktor bawaan/genetik atau faktor yang didapat karena adanya bahan yang dapat merusak eritrosit. Bahan baku untuk membentuk eritrosit tidak ada. Ini merupakan penyebab tersering dari anemia di mana terjadi kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12, dan asam folat.
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan kepala terasa melayang. Apabila anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. Apabila anemia tidak ditangani sedini mungkin, akan menimbulkan masalah kesehatan yang berat dan bahkan komplikasi kematian karena kegagalan fungsi organ.