Mati Suri Olahraga Tradisional Bali, Rindu Gerakan Kolektif Warga

Denpasar, IDN Times - Basukiswara melangkah bolak-balik dari ujung Lapangan Timur UPTD Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Kota Denpasar. Tali rafia berwarna hitam membatasi lapangan berrumput hijau dengan tanah yang agak becek karena hujan. Ketua Juri Olahraga Hadang ini secara berkala mengecek alat waktu di genggamannya.
Ketika peluit menghentikan babak ke-2 pertandingan olahraga tradisional hadang pada Sabtu (5/7/2025), Basukiswara memberi aba-aba agar wasit segera menghitung skor. Para wasit dan peserta lomba mendapatkan 20 menit waktu istirahat menjelang semifinal. Sela-sela waktu itu, Basukiswara bercerita setelah pandemik COVID-19, pelaksanaan kompetisi olahraga tradisional di daerah mati suri.
1. Olahraga tradisional belum bangkit secara maksimal

Menurut Basukiswara, sebelum menjadi agenda dari Pesta Kesenian Bali (PKB), pelaksanaan kompetisi olahraga tradisional sempat dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga di wilayah Kota Denpasar. Sebelum COVID-19, pelaksanaan olahraga tradisional masuk dalam agenda Pekan Olahraga Kota (Porkot) Denpasar. Porkot ini melibatkan kelurahan se-kota Denpasar. Basukiswara meraba ingatannya. Masa itu, ada 46 lebih kelurahan yang bertanding.
“Nah, karena adanya COVID, mungkin penganggaran yang gak tahu, akhirnya berhentilah pada saat itu. Sampai sekarang belum bangkit lagi,” kata Basukiswara.
Ia melanjutkan, secara organisasi, olahraga tradisional berumah di Persatuan Olahraga Tradisional Indonesia (Portina) dengan pengurus dari tingkat pusat hingga daerah.
2. Performa pemain Hadang semakin baik dan merata

Basukiswara mengamati, performa para pemain Hadang putri se-Bali tergolong baik dan merata. Dominasi pemain telah merata di kabupaten/kota sejak perlombaan olahraga tradisional di PKB pada 2022 lalu.
“Persaingan antarkabupaten/kota ini sudah hampir sama kemampuannya. Itu sudah begitu luar biasa, tidak didominasi oleh Denpasar atau Badung saja,” ujarnya.
Ia mencontohkan, pertandingan Tim Hadang Kota Denpasar dengan Tim Hadang Kabupaten Karangasem telah berlangsung baik. Termasuk performa Tim Hadang Kabupaten Tabanan yang berhasil mengalahkan tuan rumah, Kota Denpasar.
3. Menyiapkan talenta muda olahraga tradisional, berharap gerakan kolektif kembali hidup

Selain olahraga tradisional Hadang, sebelumnya ada pula pelaksanaan kompetisi olahraga tradisional lainnya dalam rangkaian dari PKB 2025. pada Jumat lalu, 4 Juli 2025, ada tiga olahraga tradisional yang dilombakan seperti Metajog, Terompah, dan Deduplak. Sementara, dalam kompetisi Hadang, seluruh pesertanya adalah perempuan generasi alpha se-Bali. Basukiswara berkata, formasi peserta berdasarkan kesepakatan pergantian tiap tahun. Tahun lalu, pesertanya laki-laki, kini perempuan.
Basukiswara melihat ajang olahraga tradisional ini menjadi peluang menemukan talenta muda dalam Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas). Meskipun rentang usianya lebih sempit, yakni sebatas anak sekolah menengah pertama (SMP). Sementara, dalam Fornas ada beragam usia yang bertanding dengan keterampilan mumpuni di sejumlah bidang olahraga rekreasi. Ia berharap olahraga tradisional tak sebatas hidup dalam agenda khusus. Melainkan lewat gerakan kolektif warga sejak skala desa maupun kelurahan.