Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
menteri pkp.jpg
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI Maruarar Sirait. (IDN Times/Yuko Utami)

Denpasar, IDN Times - Setelah mengunjungi Mal Pelayanan Publik (MPP) Denpasar, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI Maruarar Sirait, datang ke rumah susun (rusun) Aparatur Sipil Negara (ASN) di area Renon, Denpasar. Melalui kunjungan pada Senin, 24 November 2025 itu, menteri yang akrab disapa dengan nama Ara itu mengusulkan adanya rusun elite di kawasan Denpasar untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). 

“Ini kan daerah elite, buatlah sekali-sekali rakyat ada di daerah elite. Wong cilik (rakyat kecil) itu kita kasih tempat yang elite supaya kita urus. Belum ada rumah buat rakyat di sini, kita buat desain yang bagus,” kata Ara.

1. Wacana rusun elite untuk MBR karena warga tak punya lahan untuk membangun rumah

Ilustrasi rusun. IDN Times/Muchammad Haikala

Ara menyampaikan, bahwa kualitas rusun ASN di Renon terbilang bagus meskipun ada beberapa kekurangan kecil. “Saya senang ke sini menurut saya kualitasnya bagus. Ada kekurangan-kekurangan minor tapi yang penting kontraktornya tanggung jawab, it's good (itu bagus),” kata dia. 

Kata Ara, warga di Denpasar membutuhkan rusun karena tidak memiliki tanah untuk membangun rumah sendiri. “Nah saya lihat ada lahan di situ, ya sudah saya sudah minta siapkan proposal, tapi jangan lagi buat ASN, buat MBR buat masyarakat,” tuturnya. Bagi Ara, usulan rusun elit untuk MBR agar rakyat merasa terfasilitasi oleh negara. 

2. Penghuni rusun elite direncanakan warga sekitar agar tidak perlu naik mobil dan motor

ilustrasi jalan kaki (pexel.com/MART PRODUCTION)

Menurutnya, Pemerintah Pusat punya komitmen jelas terhadap program rusun tersebut. Selanjutnya, Kementerian PKP akan berkoordinasi dengan Pemda di Bali untuk menyusun anggaran, “Kita punya anggaran buat rumah susun, nanti kita usulkan dan diskusikan kalau saya melihat di sini bagus lahannya sudah ada di daerah yang super padat,” ujarnya.

Proses selanjutnya, mencari calon penghuni MBR yang bekerja di sekitar lokasi rusun elite. Tujuannya agar mereka tidak perlu berkendara dengan mobil atau motor saat bekerja, kata Ara cukup dengan jalan kaki saja. “Jadi untuk menghindari kemacetan konsepnya membuat mereka tinggal dekat dengan pekerjaan, jadi rumah dan pekerjaan dekat,” imbuh Ara.

Ia mengklaim, kedekatan lokasi rumah dengan tempat kerja akan menghindari kemacetan, polusi, dan tingginya biaya ekonomi. Ara berkata, “Denpasar kan macet sekali, jadi mulai kita berpikir komprehensif, aspek kemanusiaan ada, keberpihakan kepada rakyat kecil ada, mengatasi kemacetan dan polusi juga ada.”

3. Syarat penghuni rusun akan ditentukan kembali lewat data BPS

Ilustrasi bps IDN Times/Hana Adi Perdana

Kepada awak media, Ara mengungkapkan pengelola rusun mewah akan diserahkan kepada Pemkot Denpasar dan Departemen Keuangan sebagai pemilik lahan. Namun, itu baru perkiraan Ara, ke depannya Ia akan membahas regulasi pengelolaan kepada lembaga lainnya. “Nanti kita bahas sama-sama aturannya bagaimana. Karena ini tanah departemen keuangan, bisa nggak digunakan untuk rakyat. Kan semua rakyat, PNS juga rakyat,” kata dia.

Sementara itu, rusun ASN harga sewanya Rp300 ribu per bulan, harga itu belum tentu jadi patokan sewa rusun elite. Ara membahas kriteria penghuni rusun elite akan disusun bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) RI. Jika di nasional, Ara berkata ada 250 rumah dari swasta yang sudah jadi di Kabupaten Tangerang, akan diberikan gratis untuk masyarakat di wilayah itu.

Editorial Team