3 Masalah yang Mencoret Citra Pariwisata Bali

Penipuan oleh money changer bodong kembali mencuat, justru pada masa awal pemulihan pariwisata Bali. Persoalan ini bahkan hingga dirapatkan khusus oleh pemerintah dan dibentuk Tim Task Force yang bertugas untuk mencari persoalan sosial yang menjadi pemicu maraknya aksi penipuan berkedok money changer di objek wisata.

Pembentukan tim ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Bali, sekaligus Ketua Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, dalam rapat koordinasi lintas sektor bersama stakeholder pariwisata, pada Selasa (26/7/2022), di Ruang Praja Sabha Kantor Gubernur Bali.

Sementara itu, Wadir Krimum Polda Bali, AKBP Suratno, menyampaikan bahwa pihak kepolisian mengalami kendala dalam menindaklanjuti aksi penipuan money changer. Hal ini dikarenakan tidak terpenuhinya unsur formil dan materiil. Kerapkali wisatawan hanya berorientasi barang atau uang mereka kembali dan tak melanjutkan proses hukum sebagaimana yang berlaku di Indonesia.

“Kalau ada laporan resmi, ini bisa kami tindaklanjuti sebagai tindakan penipuan dan penggelapan,” ujarnya.

Tidak hanya permasalahan penipuan money changer, AKBP Suratno menyampaikan bahwa beberapa kejadian lainnya juga mencoreng citra pariwisata Bali.

“Ada pula aksi penjambretan, copet,” bebernya.

AKBP Suratno mengaku ada peningkatan penindakan dan pengungkpan kasus pencurian dengan kekerasan atau curas. Ia mengimbau agar masyarakat, khususnya wisatawan harus tetap waspada menyimpan barang-barang berharga, baik saat berkendara maupun berpergian.

“Karena kejahatan bukan hanya karena niat pelaku saja. Tapi juga karena adanya kesempatan,” ungkapnya.

AKBP Suratno menambahkan bahwa beberapa tindakan lainnya yang juga memengaruhi citra pariwisata Bali adalah ulah sopir taksi yang menaikkan tarif kepada wisatawan. Ia menekankan, mungkin saat ini belum ada ditemukan kasus seperti ini. Namun kenaikan tarif taksi oleh oknum tetap menjadi permasalahan dalam sektor pariwisata Bali.

“Itu permasalahan dalam dunia pariwisata. Hingga ulah oknum sopir taksi yang menaikkan tarif untuk wisatawan,” ungkapnya.