Denpasar, IDN Times - Malam kian mencekam pada Sabtu, 30 Agustus 2025 di Lapangan Niti Mandala Renon, Kota Denpasar. Aparat kepolisian menembakkan gas air mata, water canon, memukul mundur sekelompok orang, sesekali sebagian dari mereka melemparkan batu dan kembang api hingga tengah malam. Di tengah saling balas gas air mata dan kembang api itu, terdengar suara laki-laki meneriakkan “tangkap, tangkap, tangkap.” Suara itu terdengar sekitar pukul 21.53 Wita di tengah gelapnya langit Denpasar.
Teriakan itu membuat sekelompok laki-laki tegap berbaju biasa (seperti warga sipil) berlarian mengejar massa. Massa yang berhamburan karena dilempar gas air mata, berlarian tak tentu arah. Sebagian dari mereka ikut berlari semakin kencang setelah suara tangkap itu. Teriakan minta tolong menggema dari berbagai arah, mereka yang tak kuat lagi berlari ditangkap oleh sekelompok laki-laki itu.
Sebelumnya, berdasarkan rilis dari Koalisi Advokasi Bali untuk Demokrasi pada 30 Agustus 2025, sekitar 56 orang ditangkap dalam aksi Bali Tidak Diam. Aksi itu dilakukan di depan Markas Kepolisian Daerah (Polda) Bali, tujuah di antaranya merupakan anak atau pelajar. Lalu Instagram resmi LBH Bali pada Minggu, 31 Agustus 2025 hingga pukul 02.53 Wita, ada 132 orang yang masih ditahan di Polda Bal, tujuh anak sudah dibebaskan. Setidaknya ada 10 orang mengalami luka-luka akibat tindakan kekerasan aparat.