Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mal Bali
Ilustrasi mal di Denpasar (IDN Times/Ayu Afria)

Denpasar, IDN Times - Dalam beberapa tahun terakhir, pusat perbelanjaan modern di berbagai kota Indonesia mengalami transformasi. Mal tidak lagi hanya menjadi tempat belanja, melainkan juga ruang sosial, gaya hidup, dan hiburan. Di Kota Denpasar sendiri setidaknya keberadaan mal menjadi pilihan anak-anak untuk rekreasi, dan orangtua untuk berbelanja. Seperti diungkap oleh ibu rumah tangga di Kecamatan Denpasar Utara, Radha (30). Ia mempertimbangkan pilihan mal untuk membawa anak-anaknya keluar.

"Kalau punya anak mending ke mal aja, lebih aman aja dibandingkan public area lainnya di Denpasar," terangnya.

1. Kalangan pelajar ke mal untuk rekrreasi dan bermain

Ilustrasi mal di Denpasar (IDN Times/Ayu Afria)

Pelajar perempuan di Kota Denpasar, Shabilla (14), menganggap mal sebagai tempat rekreasi. Sekali berkunjung ke mal, ia akan menghabiskan waktu lebih dari dua jam. Satu mal favoritnya di Denpasar adalah Living World. Ia berbelanja baju, tas, makanan, hingga bemain di mal tersebut. Adik laki-lakinya juga begitu. Ozora (12), juga suka pergi ke mal hanya untuk bermain di Times Zone.

"Main game zone," kata Shabilla.

2. Ibu rumah tangga membawa anak-anak ke mal untuk bermain sekaligus belanja

Ilustrasi bioskop di Denpasar (IDN Times/Ayu Afria)

Radha biasanya memilih pergi ke mal Living World sambil membawa kedua anaknya setiap Minggu. Selain itu, juga untuk berbelanja. Keberadaan mal baginya menjadi tempat pilihan keluarga yang berdomisili di perkotaan. Karena selain mudah diakses, tempatnya terjaga dan bersih. Menurutnya, mal pasti menghadirkan berbagai macam tenant baju, food and beverage. Sehingga memudahkan untuk mencari kebutuhan di satu lokasi.

"Cukup sering mungkin seminggu sekali untuk pergi makan di mal dan bermain di permainan anak," ungkapnya.

Mal juga menjadi alasan ia membawa kedua anaknya pergi karena lebih memadai kids zone-nya dibandingkan area publik di Kota Denpasar. Namun ketika keluar bersama suaminya tanpa membawa anak-anak, Radha cenderung memilih alam terbuka dan pantai.

3. Mal bisa menjadi tempat yang membosankan bagi sebagian orang

Bazar Buku Internasional Big Bad Wolf (BBW) Books di Bali (Dok.IDN Times/istimewa)

Namun, tidak semua masyarakat benar-benar suka berkunjung ke mal. Satu di antaranya diungkapkan oleh Laila yang tinggal di Kabupaten Badung. Menurutnya, pergi ke mal itu membosankan kecuali untuk kepentingan tertentu. Banyak lalu lalang orang dan membuatnya merasa tidak nyaman. Ia lebih menyukai pergi ke pasar seni, atau ke tempat di mana banyak memberikan inspirasi dan menenangkan.

"Tidak suka saja ramai orang, pusing. Karang juga ada tempat duduk. Penginnya ke tempat yang benar-benar bisa ngasih kita energi positif. Kan udah capek kerja, ke mal, terus ngapain?" katanya.

Meski tidak suka ke mal, namun Laila tidak ketinggalan info tenant-tenant mana saja yang memberikan promo barang yang dia cari. Juga mal-mal mana yang memberikan program khusus bagi pengunjungnya.

Editorial Team