Denpasar, IDN Times - Suasana di pemakaman muslim Wanasari di Jalan Maruti, Kota Denpasar tidak begitu ramai. Terlihat beberapa orang duduk di dekat parkiran, sedang beristirahat. Ada yang duduk santai, hingga rebahan di kursi besi panjang. Sementara itu di tengah-tengah pemakaman terlihat satu orang sedang sibuk memotong rumput menggunakan mesin, deru suaranya terdengar jelas.
Ribuan batu nisan juga berdempetan satu sama lain, menunjukkan bahwa pemakaman ini sudah sangat maksimal dimanfaatkan. Beberapa di antaranya dipasangi payung, ditaburi bunga, diberikan minuman, dan sebagainya. Pemakaman ini bisa dikatakan sebagai pemakaman terbesar umat muslim di Bali, yang tidak hanya melayani muslim ber-KTP Denpasar saja. Terkadang juga lain kabupaten, lain provinsi, mr atau mrs x, hingga WNA muslim yang menikah dengan Warga Negara Indonesia.
Ketua Yayasan Muslim Wanasari Maruti Tiga Belas, Abdul Hakim, saat ditemui di ruangannya pada Senin (17/11/2025) sore mengatakan, mendapat amanah tugas untuk mengurus pemakaman. Ia memiliki suka dan dukanya tersendiri. Apalagi yayasan ini bersifat sosial dengan mengandalkan donasi sukarela dari masyarakat.
Niatnya membantu umat menjadi landasan dan dorongan tersendiri baginya dalam menjalankan tugas. Misalnya dengan memberikan kemudahan bagi masyarakat yang meminta bantuan ambulans untuk menjemput jenazah, masyarakat diizinkan hanya mengganti uang bensin semampunya saja atau infak. Yayasan ini juga tidak menerapkan sewa makam kendati lahan untuk pemakaman di wilayah Denpasar terbilang lumayan sempit.
"Suka dukanya banyak ya, terutama sukanya. Kita bisa melayani umat, bisa membantu umat dalam hal ini yang membutuhkan khususnya terkait dengan kematian. Karena tidak semua umat mau diatur, ditunjuk sebagai pengurus. Apalagi sampai sebagai petugas penggali," terangnya.
