Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi homoseksual (unsplash.com/divya_agrawal)
ilustrasi homoseksual (unsplash.com/divya_agrawal)

Denpasar, IDN Times - kesadaran warga hingga komunitas untuk menjalani tes mandiri HIV mulai meningkat di tengah Menuju Ending AIDS 2030. Hal tersebut disampaikan oleh Pengelola Program HIV Klinik Utama WM Medika, Yayasan Kerti Praja, Dewa Nyoman Suyetna. Pada 2025, kelompok Laki-Laki Seks Laki-Laki (LSL) banyak tersadarkan untuk melakukan tes. Setidaknya hampir 100 orang LSL per bulan yang mengakses layanan ini. Dari jumlah itu, ditemukan sekitar 11-20 orang LSL positif HIV.

"LSL banyak sekali di Bali. LSL itu bagaimanapun penyumbang terbanyak kasus HIV (di Bali)," terangnya.

1. Yayasan menjangkau kelompok rentan

foto hanya ilustrasi (unsplash.com/Hannah Busing)

Menurut Pengelola Program HIV Klinik Utama WM Medika, Yayasan Kerti Praja, Dewa Nyoman Suyetna, penjangkauan kelompok LSL di Bali dilakukan dengan cara yang berbeda. Hal ini karena mereka tidak berada dalam satu tempat dan cenderung menggunakan media sosial (medsos), hingga aplikasi kencan.

Sementara itu, upaya penjangkauan baik online maupun media sosial dilakukan kepada Pekerja Seks Perempuan (PSP) di wilayah Kota Denpasar. Terdapat sekitar 173 hotspot penjangkauan seperti karaoke, spa, salon, dan lokasi PSP mangkal.

"Kami menjangkau pekerja seks yang ada di Denpasar, itu ada sekitar 2600 pekerja seks (PSP)," ungkapnya.

2. LSL mengaku perlu privasi untuk mengakses layanan

Petugas Layanan di Klinik Utama WM Medika Yayasan Kerti Praja (IDN Times/Ayu Afria)

Seorang LSL, Agung, menceritakan kebanyakan LSL di Bali memilih menjalani tes di Klinik Utama WM Medika, Yayasan Kerti Praja, ketimbang rumah sakit dan puskesmas karena alasan kemudahan administrasi, kecepatan waktu hanya 30 menit, serta kenyamanan karena tidak banyak kontak dengan warga secara umum.

"LSL itu gak ngumpul. LSL itu gini lho, dia itu tidak beranak tapi perkembangannya (jumlahnya) makin tinggi," terangnya.

3. Data temuan kasus di Kota Denpasar 2025

Layanan di Klinik Utama WM Medika Yayasan Kerti Praja (IDN Times/Ayu Afria)

Dewa Nyoman Suyetna mengatakan, jumlah pasien Voluntary Counseling Test (VCT) pada Agustus 2025 sebanyak 351 orang. Dari jumlah itu, 13 orang di antaranya diketahui positif HIV. Sedangkan berdasarkan kategori risiko sepanjang Januari-Agustus 2025, risiko tertinggi ditemukan pada ibu hamil.

Selain itu, temuan penyakit menular seksual (IMS) rentang Juni-Agustus 2025 tercatat sebanyak 308 kasus. Rinciannya adalah 104 kasus pada Juni, 110 kasus pada Juli, dan 94 kasus pada Agustus.

Jumlah pasien yang melakukan tes Sifilis selama rentang Juni-Agustus 2025 sebanyak 929 orang. Hasilnya, 167 orang dinyatakan mengidap Sifilis, namun yang melakukan pengobatan hanya 81 orang.

Editorial Team