Lounge in The Sky Tawarkan Makan di Ketinggian 35 Meter di Bali
Badung, IDN Times – Dunia pariwisata Bali kembali diramaikan dengan dimensi baru, yakni Lounge in The Sky yang berlokasi di Seminyak Square. Lounge ini mengkonsep makan revolusioner di atas ketinggian 35 meter di langit Bali.
Dengan ketinggian itu, para tamu dapat melihat pemandangan 360 derajat sambil makan dan menikmati sunset.
Ketua Dewan Pariwisata Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana mendukung inovasi dalam dunia pariwisata Bali semacam ini. Bahkan pihaknya yang menyarankan terkait pertimbangan lokasi lounge ini sehingga tidak berbenturan dengan peraturan Adat Bali.
“Bali selalu menjadi pusat kreativitas dan inovasi, menarik para seniman, desainer, dan pengusaha dari sleuruh dunia. Lounge in The Sky ini mencontohkan semangat inovasi,” ungkapnya pada Rabu (27/6/2024) malam.
1.Konsep semacam Lounge in The Sky boleh ada, tapi dibatasi
Meski mendukung konsep itu, Ida Bagus Agung Partha Adnyana menegaskan, pengelola tetap harus membatasi pengunjung sehingga tidak terlalu banyak. Pariwisata Bali akan tetap pada porsinya 80 persen budaya.
Selain itu, konsen lain disebutnya gimmick untuk menarik wisatawan bahwa Bali selalu memiliki update terbaru. “Boleh tambah dikit-dikit. Jangan terlalu banyak lah,” ungkapnya.
Keberadaan Lounge in The Sky ini ia ungkap juga cocok dengan karakter turis domestik yang haus akan tempat atraksi baru.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Badung yang diwakili oleh Asisten Perekonomian Pembangungan Sekda Kabupaten Badung, Ida Bagus Gede Arjana mengaku akan mengupayakan kemudahan investasi di dunia pariwisata saat ini. Pemkab Badung juga telah membuka layanan mall public untuk mempermudah investor mengurus izinnya.
Pihaknya juga mengaku terkesan mencoba restoran terbang tersebut. “Kami menyambut baik dengan diwujudkannya obyek pariwisata yang baru ini,” jelasnya
2.Lounge in The Sky menawarkan pemandangan Bali dari atas sambil makan
Salah satu tamu yang mencoba lounge ini adalah Titiek Soeharto yang mengaku terpesona melihat pemandangan di Bali dari atas. Pihaknya menyarankan bagi yang tidak terbiasa berada di ketinggian agar saat mencoba Lounge in The Sky ini tidak melihat ke bawah.
“Rasanya deg-degan. Pas di atas lihat pemandangan bagus, jadi udah. Udah deh, yang penting tidak melihat ke bawah,” ungkapnya.
Pengunjung lain yang juga mencoba restoran di ketinggian itu, Widianti mengaku sempat tidak yakin untuk menjajalnya. "Kakiku gemetar, dan dingin," kata dia.
Perasaan itu kemudian hilang seiring melihat kerlap-kerlip lampu suasana malam hari di Bali dari atas ketinggian. Bahkan dia juga melihat indahnya Patung Garuda Wisnu Kencana yang berada di Jimbaran. "Kalau makannya, ya standarlah,” ungkapnya.
3. Begini pengawasan keselamatan pengunjung
Sementara itu, Presiden Direktur PT Malka Manah Cipta, Darma Mangkuluhur Hutomo mengatakan, lounge ini bukan sekedar restoran. Lounge in The Sky Bali menawarkan pengalaman menikmati hidangan kuliner yang tidak terlupakan. Para tamu akan mengenakan sabuk pengaman setiap saat, begitu pula staf yang bekerja. Sebanyak 32 orang tamu akan diangkat dengan crane boom teleskopik Eropa seberat 150 ton.
Sebelum lounge diangkat ke atas, maka seorang pengawas keselamatan akan memberikan pengarahan kepada tamu tentang prosedur keselamatan. Teknologi inovasi ini diungkap diawasi oleh organisasi Jerman yang memvalidasi keselamatan produk dan segala jenisnya. Sehingga diklaim aman untuk manusia dan lingkungannya.
Dalam setiap harinya Lounge in The Sky Bali ini akan beroperasi 3 kali penerbangan per hari, dengan durasi 40 hingga 60 menit.
