Pulau Bali, jika dari ujung ke ujung selalu menawarkan kebudayaan yang menyatu dengan alam. Terlihat bagaimana masyarakat Bali mampu bersinergi dan menghormati alamnya. Wajar saja jika wisatawan akan selalu terpukau jika melihat kebudayaan, tradisi dan pemandangan yang ditawarkannya.
Karena itu, kamu yang hendak ke Bali jangan hanya menikmati pantai dan berhura-hura saja di Legian maupun Pantai Kuta. Ada sisi lain yang unik, patut kamu coba selama berlibur di Bali. Seperti berikut ini.
Di Bengkala, desa terpencil di ujung Bali, terdapat desa yang disebut Desa Kolok. Sebanyak dua persen dari penduduk di desa ini bisu dan tuli dari lahir. Sehingga menyebabkan penduduk di desa ini berkomunikasi dengan bahasa kolok, yang merupakan bahasa isyarat penduduk sana.
Yang menarik dari tempat ini adalah pertunjukan Janger Kolok. Pertunjukan ini menampilkan 16 orang yang berusia 16-72 tahun, melakukan tarian sinkronisasi tanpa musik sama sekali. Tarian sempurna ini hanya mengandalkan syarat visual untuk menjaga iramanya.
Tarian Janger Kolok ini sudah dilakukan sejak 30 tahun lalu. Dan mereka hanya menari sebanyak tiga kali dalam sebulan. Jadi kalau kamu ingin menikmati pertunjukan mereka, pastikan kamu datang di waktu yang tepat ya!
Yoga tak selamanya berat dan menyakitkan, terutama kalau kamu melakukannya di Bali bersama Ambar Ashram. Kelas terapi yoga yang berada di Ubud ini mengajakmu untuk rileks, dan membuat kamu lebih bahagia dengan kelasnya yang unik.
Perjalanan spiritual selama 45 menit ini dipercaya dapat menyembuhkan dan menenangkan dirimu. Sepanjang kelas, mungkin kamu akan memaksakan diri untuk tertawa sambil mengikuti gerakan-gerakannya.
Namun percayalah, meski di akhir kelas nanti kamu akan merasa pipimu sakit karena tertawa dan badanmu sakit karena yoga, tapi hatimu akan jauh lebih ringan serta bahagia.
Di Bali kamu pasti banyak menemukan barang-barang homemade, setuju gak? Nah kamu pun bisa membuat barang ciri khasmu sendiri saat berwisata di Bali. Coba sesekali mampir ke Desa Celuk, desa khusus pengrajin perak. Di sana, kamu bisa membuat perhiasan khasmu sendiri dengan bantuan pengrajin yang berpengalaman.
Gak cuma perhiasan, parfum dengan campuran wewangian yang kamu suka juga bisa kamu buat sendiri. Di L’Atelier Parfums et Créations, kamu bisa mengikuti workshop membuat parfummu sendiri selama 1,5-3 jam.
Namun bersiap-siaplah. Karena harga yang ditawarkan terbilang cukup mahal. Biaya satu kali workshop sebesar $80 (sekitar Rp1,2 juta), kamu sudah bisa membawa satu botol parfummu sendiri seukuran 30ml.
Mepantigan adalah tradisional gulat khas Bali yang dilakukan di atas lumpur. Gulat ini bisa kamu temui di daerah Sukawati, Gianyar. Dipercaya, jika melakukan mepantigan, kamu akan bebas dari stres, melatih kebugaran fisik, dan bisa membebaskan karaktermu di dalam sana.
Dalam seni mepantigan, kamu akan diajak menangkap katak, menari bersama lumpur, dan masih banyak lagi. Sehingga puncaknya, kamu akan diajak perang lumpur. Kamu juga bisa menikmati seni ini sambil memandangi hijaunya persawahan jika gak mau kotor.
Gara-gara film "Eat, Pray, Love", di mana Julia Roberts mendatangi seorang tabib tradisional Bali di Ubud bernama Ketut Liyer, Bali semakin dikenal luas oleh dunia. Semenjak itu wisawatan berbondong-bondong mencari tradisional healer di Bali.
Mereka banyak ditemukan di Ubud dan Canggu lho. Tabib tersebut menawarkan jasa konsultasi untuk kesehatan fisik, dan spiritual.
Ternyata, di Bali masih banyak hal yang masih belum kamu eksplor, kan?
Artikel ini pertama kali ditulis oleh Liem Ling di IDN Times Community dengan judul Lakukan 6 Kegiatan Gak Biasa Ini Saat di Bali, Rugi Kalau Kelewatan!