Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi hama tikus (pexels.com/DSD)
ilustrasi hama tikus (pexels.com/DSD)

Denpasar, IDN Times - Leptospirosis merupakan penyakit yang berpotensi mengancam kesehatan masyarakat ketika banjir melanda. Hal ini disampaikan oleh Ketua Departemen Dermatologi dan Estetika Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof INGN Ngoerah Denpasar, Dokter Ni Luh Putu Ratih Vibriyanti Karna, dalam program Ngusik ke 301. Bahwa Leptospirosis merupakan penyakit yang terdampak langsung dari air bah terkontaminasi bakteri Leptospira, yaitu bakteri yang ditularkan melalui kencing tikus.

"Bakterinya ini bisa hidup dibawa oleh tikus. Hidup di ginjalnya tikus. Jadi tikus ini masih sehat dia, belum tentu sakit tikusnya," ungkapnya.

Kontaminasi bakteri Leptospira mampu masuk ke tubuh manusia meskipun lukanya hanya setitik jarum. Pasien yang terkontaminasi kemudian mengalami gejala seperti flu biasa, demam tinggi mendadak, sakit kepala yang hebat, nyeri otot pada otot betis, pada otot punggung, mata merah tanpa kotoran mata, badan lemas, menggigil, nyeri kepala, muntah, hingga diare. Gejala yang timbul tidak terlalu spesifik, namun apabila dibiarkan maka baktei ini akau mengontaminasi paru-paru hingga pasien mengalami sesak napas.

"Paling sering itu mereka ke liver atau hati ya, sehingga menimbulkan gejala penyakit kuning. Jadi kulitnya kuning matanya juga jadi kuning," ungkapnya.

Leptospirosis jika terlambat ditangani berpotensi mengancam nyawa pasien, sehingga masyarakat diimbau agar segera memeriksakan diri jika mengalami gejala tersebut. Selain itu juga diminta untuk menyampaikan riwayat dari daerah banjir agar tertangani dengan baik. Sehingga pasien tidak hanya mendapatkan penanganan secara fisik, namun juga secara laboratorium.

Editorial Team