Dari pemaparan Astawa, kunjungan turis asing mulai tanggal 1 sampai 9 Maret masih dalam kisaran angka 10.500 sampai 11 ribu orang per harinya. Dalam hitungannya, jika kedatangan turis asing berada di angka 11 ribu per hari, maka dalam satu bulan sebanyak 330 ribu turis asing yang mengunjungi Bali. Sedangkan bulan yang sama tahun 2019 lalu, dalam satu bulan bisa sebanyak 830 ribu turis asing yang mengunjungi Bali.
“Ada penurunan 20 persen. Penurunan di samping low season, karena penutupan penerbangan dari China. Itu kan rata-rata mereka per bulan datangnya 100 ribu, dari China ya. Itu memberikan kontribusilah, di samping low season tadi,” jelasnya.
Beberapa turis asing tersebut datang dari Australia, Amerika, Eropa dan Rusia dengan sebaran di wilayah Ubud, Nusa Dua dan Kuta. Dalam kondisi low season, okupansi hotel pun maksimal tercapai hanya 60 persen. Namun ditambah dengan wabah virus corona ini, okupansi turun sebanyak 15-20 persen. Namun spending money berdasarkan survei masih di kisaran Rp2,3 juta per harinya.
“Tapi ada yang full 90 persen juga. Di wilayah Nusa Dua. Tergantung dari posisi wisatawan, wisatawan Eropa itu biasanya lama-lama tinggalnya. Masih dominasi rekreasi (Turis rekreasi),” kata Astawa.
Begitu juga beberapa lokasi destinasi wisata di Bali mengalami penurunan kunjungan, khususnya yang fokus marketnya turis Tiongkok. Seperti Benoa, Mertasari, Nusa Lembongan dan Nusa Penida.