Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dok.IDN Times/Dinas Kesehatan Tabanan
Dok.IDN Times/Dinas Kesehatan Tabanan

Tabanan, IDN Times - Klaster kampus Politeknik Transportasi Darat (Poltrada) Bali yang berlokasi di Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan membuat kasus COVID-19 di Tabanan meningkat tajam. Per Kamis (3/12/2020) ini, dari 311 mahasiswa yang kemarin disebut melakukan pembelajaran tatap muka tanggal 7 November 2020 lalu, 238 orang di antaranya dinyatakan positif COVID-19 setelah pemeriksaan swab kedua.

Sementara 69 orang dinyatakan negatif dan sudah dipulangkan ke rumah masing-masing. Tersisa lima sampel lagi masih menunggu hasil pemeriksaan. Lalu dari mana asalnya virus itu bisa menulari mahasiswa?

Direktur Poltrada Bali, Bambang Wijonarko, mengaku tidak tahu pasti. Sebab selama berada di kampus dan asrama, mahasiswa telah menjalankan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat. Bahkan sebelum datang ke kampus, para mahasiswa dinyatakan negatif COVID-19 dari hasil pemeriksaan swab.

1. Bukan melakukan pembelajaran tatap muka, para mahasiswa datang untuk pengenalan kampus dan pembekalan dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Penjelasan mengenai klaster Poltrada Bali, Rabu (03/12/2020). (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Bambang menyatakan, 311 mahasiswa Poltrada Bali bukan untuk menjalani pembelajaran tatap muka. Melainkan pengenalan kampus sekaligus mendapatkan pembekalan dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

"Jadi bukan pembelajaran tatap muka. Karena mereka adalah angkatan I jadi perlu pengenalan kampus. Untuk pembekalan dari Kementerian dilakukan secara virtual," kata Bambang, Kamis (3/12/2020).

Sebelum ke kampus dan memulai kegiatan pengenalan pada tanggal 11 November 2020, pihaknya ingin memastikan para mahasiswa itu datang dalam kondisi sehat. Sehingga mewajibkan untuk pemeriksaan swab. Hasilnya, semua menunjukkan negatif. Bahkan ketika pengenalan kampus digelar, mahasiswa diwajibkan memakai masker dan face shield, diterapkan jaga jarak, serta diingatkan untuk cuci tangan setiap jam.

"Bahkan orangtua yang mengantar tidak boleh masuk ke kampus. Hanya boleh sampai depan pos satpam. Makanan juga begitu. Tidak prasmanan tetapi nasi kotak dan diantarkan katering hanya sampai pos satpam. Staf yang kontak erat dengan mereka hanya pengasuh dan petugas kesehatan," jelas Bambang.

2. Mahasiswa baru diketahui positif ketika hendak pulang ke rumahnya masing-masing

Pemeriksaan uji swab di Poltrada Bali (Dok.IDN Times/Dinas Kesehatan Tabanan)

Setelah pengenalan kampus, mahasiswa Poltrada Bali rencananya pulang ke rumah masing-masing, pada Senin (23/11/2020). Baru dua minggu berikutnya akan menjalani pembelajaran jarak jauh.

Untuk memastikan mereka pulang dalam kondisi sehat, pihak Poltrada Bali kembali menerapkan pemeriksaan rapid test antigen. Selama proses pemeriksaan itulah ada beberapa mahasiswa yang mengalami gejala ringan seperti flu, hingga kehilangan indra penciuman.

"Dari rapid test antigen beberapa hasilnya positif. Kami langsung melaporkan hal ini ke Satgas Provinsi dan diteruskan ke Satgas Kabupaten Tabanan," lanjut Bambang.

Bambang menjelaskan, anak didiknya tidak pernah keluar dari lingkungan kampus. Begitu dipastikan ada yang positif, mereka langsung diisolasi di kamar asrama kampus yang menampung sekitar 500 orang.

"Untuk menjaga daya tahan tubuh, suplemen mereka ditambah dengan susu, vitamin, telur dan madu. Setiap pagi mahasiswa akan berjemur dan disiapkan alat nebulizer, di mana mereka menghirupnya selama lima detik setiap pagi, siang dan sore."

3. Tidak mengetahui jelas dari mana sumber penularan COVID-19 di Poltrada Bali

Dok.IDN Times/Dinas Kesehatan Tabanan

Lantas darimana sumber penularan COVID-19 di Poltrada Bali? Bambang mengaku tidak tahu pasti. Sebab, lanjut Bambang, penerapan prokes selama mahasiswa berada di kampus sangat ketat. Fasilitas berupa tempat cuci tangan dan hand sanitizer juga disediakan di sana. Mahasiswa yang melakukan kegiatan, pun selalu memakai masker dan face shield. Termasuk mengatur jarak tempat duduk, dan kuota jumlah orang per kelas.

Rencananya, mahasiswa Poltrada Bali yang dinyatakan positif akan kembali menjalani swab, Sabtu (5/12/2020) nanti. Apabila ada yang negatif, langsung diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing.

"Mahasiswa Poltrada Bali ini dari seluruh Indonesia. Sudah ada 69 yang dipulangkan karena hasil swabnya sudah negatif. Swab ketiga akan dilakukan Sabtu ini," tambah Bambang.

4. Hasil swab perjalanan bisa saja tidak akurat

Dok.IDN Times/Dinas Kesehatan Tabanan

Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika, menilai bisa saja mahasiswa itu masih membawa virus meskipun hasil tes swabnya negatif. Sebab swab perjalanan bukan untuk mendiagnosa.

"Memang mereka sudah swab dan hasilnya negatif. Tetapi swab perjalanan itu bukan swab diagnosa. Bisa saja ada yang tidak akurat satu atau dua orang, dan akhirnya menyebarkan virus dengan cepat," ungkap Suratmika.

Menurut Suratmika, swab untuk penegakan diagnosa adalah hal yang paling akurat untuk menentukan seseorang positif COVID-19. Sebab pemeriksaannya dilakukan dua kali. Jika pemeriksaan pertama negatif, maka pemeriksaan kedua yang menjadi penentunya. Apabila negatif, maka seseorang dinyatakan bebas COVID-19. Begitu juga sebaliknya. Sementara untuk swab bagi pelaku perjalanan hanya dilakukan satu kali. Berlakunya pun kurang lebih 14 hari.

"Kita tidak tahu selama rentang waktu itu, apakah ada virus yang masuk atau tidak," lanjutnya.

Suratmika mengharapkan masyarakat bisa belajar dari klaster Poltrada Bali ini, bahwa ketika berkerumun jangan pernah melepaskan masker. Meski sudah diterapkan prokes yang ketat selama kegiatan, tidak menutup kemungkinan ada mahasiswa yang melepas masker ketika jam istirahat.

"Jadi intinya hindari kerumunan dan pakai masker dengan baik dan benar. Virus ini ada dan menyebar sangat cepat jika terjadi kerumunan," imbau Suratmika.

5. Kasus Poltrada Bali jadi pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran tatap muka di Tabanan

Ilustrasi wisuda (IDN Times/Mardya Shakti)

Klaster Poltrada Bali kini menjadi bahan pertimbangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.

"Ini bisa dijadikan pertimbangan. Mengenai kebijakan pemberlakukan pembelajaran tatap muka di Tabanan nantinya," terang Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan COVID-19 Tabanan, I Gede Susila.

Ia juga mengimbau agar masyarakat tetap waspada, menjauhi dan tidak membuat kerumunan, memakai masker serta mencuci tangan pakai sabun.

"Tetap terapkan prokes. Karena virus ini ada," imbuhnya.

Berdasarkan data terakhir per tanggal 3 Desember 2020, jumlah akumulasi COVID-19 di Tabanan sebanyak 1.288 orang, dinyatakan sembuh 950 orang, masih dalam perawatan 293 orang, dan meninggal dunia sebanyak 45 orang.

Editorial Team