Kapal Selam KRI Nanggala-402. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
Pada pukul 4.17 WITA, tim pencarian mulai menerbangkan heli dari KRI GNR untuk melaksanakan deteksi visual. Namun dari deteksi visual, hasilnya ternyata nihil. Komunikasi tetap tidak bisa dilaksanakan. Laksamana TNI Yudo Margono menyampaikan, sejak hilang kontak tersebut, maka estimasi Nanggala timbul sesuai jadwal ini adalah pukul 05.15 WITA.
“Jadi pukul 05.15 apabila komunikasi tidak terjalin sesuai jadwal, mereka sepertinya sudah harus timbul. Namun demikian, Nanggala tidak timbul dan tidak terlihat di permukaan. Komunikasi tidak jalan pada jaring utama dan jaring cadangan,” ungkap Laksamana TNI Yudo Margono.
Kemudian pada pukul 05.15 TNI, AL mengadakan prosedur subblock, aksi ini dilakukan apabila kapal selam hilang kontak dan diduga mengalami permasalahan. Kemudian pada pukul 06.46 WITA, dilaksanakan isyarat submiss, 3 jam dari waktu hilang kontak sehingga seluruh unsur-unsur yang melaksanakan pengamanan di luar melaksanakan pencarian.
“Pelatihan kami tunda. Selanjutnya akan kita laksanakan di syarat subsar apabila kapal selam sudah dipastikan tenggelam dengan bukti otentik. Sampai sekarang belum ada bukti otentik, artinya belum terdeteksi di mana posisinya sehingga belum kita isyaratkan untuk subsank sesuai tadi yang disampaikan Bapak Panglima TNI,” jelasnya.
Laksamana TNI Yudo Margono menegaskan KRI Nanggala sampai saat ini masih dalam pencarian yang dilaksanakan oleh 21 KRI yang saat ini berada di laut. Selain itu, dibantu juga oleh dua kapal selam dan lima pesawat udara yang mendukung latihan ini.
“Sehingga latihan kami tunda. Sekarang ini kita konsentrasikan untuk pencarian kapal selam,” ungkapnya.